Beranda Bisnis Online Syair Imam Syafii Cerpen Blogger Cirebon Youtube

Jokowi dan Revolusi Mental bukan Revormasi 98


Revolusi mental jalan menuju kesenjangan sosial sedikit mencermati jargon yang di gembor-gemborkan oleh Ir. Jokowidodo sebenarnya dalam benak saya mempertanyakan hal demikian revolusi mental prinshipnya yakni melakukan 'perubahan sosial, kepribadian inovatif secara besar-besaran dimedia masa atau dunia pendidikan sehingga muncul kepribadian yang mmmberikan keterbukaan dan kreativitas'. Hal ini terjadi paska tahun 1998 para akrivis dari kalangan akademik menyuarakan reformasi, pada hakikatnya revolusi mental menurut pandangan saya adalah kembali kepada reformasi bukan membentuk karakter paradigma baru.

mengulas sedikit masa 1998 yakni terjadinya perubahan sosial yang drastis dan menumpas era orde baru disitu sejarah tercatat bahua indonesia mengalami perubahan sosial dengan perjuangan segala element sosial secara pararel dan kebersamaan dan dilakuKan secara serentak oleh masyarakat indonesia dari mulai para aktifis, sosialis, akademis, sampai pada buruh tani perubahan revormasi yang nyata dan realistis serta terasa sampai pada saat ini hingga merubah paradigma masyarakat menjadi paradigma baru dan membentuk negara yang demokratis, revolusi atau reforamasi disini penafsiran ada dalam benak kita masing-masing.

Kenyataan pada saat sekarang jokowi membuat suatu klaim bahasa atau mitos sosial yang menurut saya kurang begitu buming dan kurang bereaksi pada isu sosial seolah olah hanya teoritis saja lain dengan reformasi pada 98 yang mengubah lapisan sosial dan paradigma baru, tahun 2014 seperti sekarang ini sangat memerlukan gerakan yang bereaksi secara nasional untuk perubahan mencermati keblakang isu sosial bentuk apapun kurang begitu pensikapan beda pada saat penggulingan rezim orde baru.

Memprotesi keadaan sosial yang banyak para kritikus dari berbagai kalangan disana kurang signifikan karena saat ini masyarakat kita hanya jadi penonton setia atau sibuk dengan urusannya masing-masing bukan kearah intelektual perubahan, seyogyanya hal ini musti kita saring secara bersih atas pengaruh sosial hingga mengakibatkan kurang keberlakuan dan wibawa suatu peran pemerintah, semua hanya terjadi pada awal opini dan tidak ada ikatan erat yang berkomitment untuk merubah sistem sosial.

berbagai konsumsi publik banyak mengarah pada penggembosan wibawa pemerintah, seperti kasus korupsi, opini oposisi antar pemimpin, pemberitaan antar kubu, dan sebagainya, pemberitaan yang selalu mengulas hal hal penggembosan di element pemerintahan, hingga terajadi konsumsi dan opini yang semakin menjauhkan kepercayaan masyarakat pada penerintah. Pelaku opini publik seperti media elektronik baik tv radio, media cetak koran, majalah sampai pada media online.

Dimana posisi kita sekarang sedangkan sejarah hanya bekas dan simulasi belaka adakah sosok pengayom yang menguataan element sosial dan siapakah..?. Segala hal dilakukan untuk bentuk penceritraan opini tapi hal lain terus menggembosi, kemapanan pola pikir kian mengurang dan elektabelitas pemerintah semakin punah, dan masyarakatpun berkata pada pemerintah, "GUE SIAPA LHO"...

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih sudah berkunjung di blog Rojay Creative.. Silahkan Tinggalkan Komentar..