Beranda Bisnis Online Syair Imam Syafii Cerpen Blogger Cirebon Youtube

Islam Nusantara | Islam Penuh kedamaian

Negeri yang kaya Budaya, Bahasa, Suku, Pulau dan lain sebagainya, ditempati oleh para penguhuni yang penuh dengan kesantunan dan penuh dengan kesederhanaan, gotong royong, saling peduli, toleransi, memiliki etika yang tinggi, itulah Nusantara, Dari banyak sekali sekian model budaya, adat, suku dan dan lainya, Indonesia tetap dalam kondisi yang toleransi dan selalu menjunjung tinggi toleransi, ramah sopan dan bersahaja itulah kekayaan sifat watak indonesia yang kini menjadi karakter bangsa. Mereka tak mengenal Perang, tak mengenal Amunisi, peluru, Bom, Nuklir, Atom, Darah Saudara, Sebangsa, mereka hidup dengan kedamaian. Hadirlah Islam di Nusantara ini dengan mengkorelasikan budaya Indonesia, dengan lembut santun dan penuh dengan persaudaraan, hingga banyak para pemuka agama kala itu menjadi orang-orang penting di kerajaan-kerajaan di tanah air, karena dengan dakwah yang penuh dengan kelembutan itulah membuat rakyat Indonesia menerima kedatangan Islam, serta memberi Ruh dan pemahaman yang lebih bijak terhadap segala unsur budaya di Nusantara, Mengenai sejarah masuknya Islam di Indonesia silahkan baca disini Sejarah Masuknya Islam di Indonesia.
Logo Islam Nusantara
Mengenai Islam Nusantara.
Penulis bukanlah pemikir Islam, bukan juga pemuka agama, apalagi jika dikatakan jika penulis dikatakan seorang JIL (Jaringan Islam Liberal), penulis hanya seorang yang suka berbagi cerita di Internet dan menjadikan sebuah curhat di internet, akan tetapi penulis peka terhadap masalah-masalah sosial, pendidikan, dan iseng serta berusaha untuk berprilaku kreatif.

Seperti yang saya tulis pada awal prolog, prakata saya pada artikel ini, yakni mengenai Islam Nusantara, saya sangat setuju dan sangat mengapresiasi program Islam Nusantara tersebut lantaran menurut saya sangat toleransi dan Nasionalis, lagi pula Indonesia merupakan sebuah Negara yang menjunjung tinggi kebudayaan, dengan demikian saya sangat sepakat dengan adanya Islam Nusantara, sebelum saya menulis artikel ini, saya sudah banyak membaca berita, informasi dari media online, elektronik dan beberapa artikel di internet, mengenai hal-hal yang akan dijadikan sebuah program Islam Nusantara tersebut, sebagai perbendaharaan sebuah informasi yang saya rangkum lalu saya menuliskan Islam Nusantara ini. Dengan banyak asumsi yang saya peroleh tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya Islam Nusantara maka Indonesia akan menjadi lebih Bersahaja, Berkarakter, dan Negara yang memiliki Ummat Islam terbesar didunia ini menjadi barumeter dunia Islam, yang benar-benar Rahmatal lil'alamiin.

Saya tidak begitu menyimak siapa-siapa pencetusnya, atau ide apa yang menjadi sebuah langkah program Islam Nusantara ini, namun beberapa tokoh yang saya lihat di youtube seperti Prof. DR. K.H. Sa'id Aqil Siradj MA (Ketua PBNU), Prof. DR. K.H Din Syamsudin (Ketua MUI) dan banyak lagi, terlebih pemerintah menyetujui adanya program demikian maka saya secara pribadi sangat merasa nyaman. Memang tak ada yang bisa terhindar dari sebuah masalah didunia ini, apalagi mengenai Agama, akan tetapi mengenai permasalahan di Konflik Agama di Indonesia tidak seperti di Negara Timur Tengah, dimana sudah mengorbankan banyak Jiwa Orang Muslim, ironisnya mereka berperang dengan sesama muslim.

Di Indonesia tidak mengenal kekerasan dalam agama, namun kenapa banyak yang menganggap islam itu keras orang barat mengatakan fundamentalisme. dan kenyataan yang ada islam yang keras saat ini khususnya di Indonesia yakni mereka-mereka pembawa syiar yang datang dari Arab (yakni aliran tekstual), berbeda dengan Pembawa Islam dahulu di tanah Nusantara ini yang toleransi dengan budaya, bermunculan berbagai aliran yang menyesatkan sesama islam, maka itu saya berfikir kembali pada sebuah perdamaian dan ketenangan dalam beribadah yakni pola islam pada masa waliullah, atau islam kultural tepatnya saya sangat antsias dengan Islam Nusantara | Islam Penuh kedamaian

Mengapa Banyak Orang Barat Masuk Islam?

Mesklpun telah menjadi kenyataan, tetap banyak pertanyaan mengapa banyak orang Barat masuk Islam? Banyak juga jawaban untuk itu,yang datang dari mereka yang masuk lslam tadi. Sebanyak pertanyaan itu sendiri. Dan dari jawaban itu tidak sedikit yang cukup mengejutkan karena padanya tampak ketajaman pikir dan analisa. Hal ini wajar saja sebab mereka tidak hanya sekedar "masuk" Islam, apalagi terbawa arus,karena ikut-ikutan, tetapi setelah dengan seksama mempelajari, membandingkan dan kemudian masuk Islam secara benar dan tepat. Muhammad Aman Hobohm umpamanya, seorang Diplomat, Missionary dan tokoh masyarakat Jerman, memberikan jawaban atas pertanyaan tadi. Tidak hanya sekedarnya, jawaban ringan, tetapi benar-benar keluar dari kedalaman fikir seorang terpelajar setelah dengan seksama belajar dan masuk lslam.

Sorotan pertama-tama dihadapkan kepada akidah Tauhid (monotheisme); Mengapa Tuhan hanya Satu? Yang begitu berbeda (nyata benar bedanya ) bila dibandingkan dengan agama manapun di atas dunia ini. Mengapa tauhidullah ini yang pertama-tama Rasulullah SAW tanamkan kepada umatnya dan kemudian ditanamkan pula kepada setiap insan Muslim bahwa Allah adalah ESA, betul-betul MAHA ESA? Dan jawabnya adalah : 
"Perhatikan bagaimana akidah ini menimbulkan rasa harga diri pada manusia,. membebaskan jiwa dari belenggu khurafat dan tahayul dan secara alamiyah membimbing umat manusia kepada persamaan, karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Satu dan hanya mengabdi beribadah kepadaNYA saja. Bagi orang Jerman khususnya, beriman kepada Tuhan itu merupakan sumber/ilham, sumber keberanlan dan sumber keamanan/ketenangan". 
Apakah begitu juga andaikatakita ditanya tentang hal yang sama ? Seharusnya memang begitu. Artinya betul-betul rasa harga diri manusia diangkat ke permukaan sedemikian tingginya. Ketinggian derajat ini seharusnya dirasakan pula oleh orang yang beriman kepada Allah. Betapa DlA SWT telah menempatkan kita menjadi hambaNYA saja tidak usah, tidak perlu dan tidak mungkin menghambakan diri kepada yang lain selain dari DIA SWT. Dengan demikian, belenggu tahayul, khurafat tidak lagi menghantui umat Islam dan tidak akan menyesatkannya. Mereka lepas dari bencana yang selama ini telah menyesatkan manusia yaitu ketakutan atas bayangan yang dibuatnya sendiri karena anutan yang salah. Ketakutan kepada yang bukan-bukan, keengganan menuruti akal sehat dalam hal penyembahan dan ibadah, dengan iman kepada Allah semata diluruskan selurus-lurusnya. Karena memang itu jalan yang benar yang harus manusia ikuti.Pantas kalau Allah SWT sendiri menyatakan dengan pasti : 
"Dan inilah jalanKU yang lurus, lkutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan itu mencerat-beraikan kamu dari jalanNYA. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa". (Surat Al An’am :153). 
Umat lslam diperintah untuk hanya mengikuti jalan yang telah Allah bentangkan untuk manusia. Memang banyak jalan-jalan yang lain, tetapi seluruhnya hanya akan menyesatkan, mencerai-beraikan manusia dari jalan Allah. Lebih tegasnya "jangan-lah kamu mengikuti agama-agama dan kepercayaan yang lain dari Islam" demikian Al Qur-an dan terjemahnya Dep. Agama. Ini keharusan mutlak bagi umat, sebab lepas, berbelok sedikit saja dari jalan Allah akan berakibat fatal, laju dan terjeremus kepada kemusyrikan. Hasil penelaahan Hobohm juga sampai kepada titik yang teramat sensitip bagi manusia hampir dalam tiap zaman dan generasi, yaitu upaya mempersamakan manusia tanpa harus ada perbedaan dan apalagi semacam apartheid yang dianut oleh sementara negara. 

Perbedaan warna kulit dengan segala perlakuan yang anehnya sampai abad kedua puluh ini masih juga dianut dan diperlihatkan orang. Padahal jelas, akidah tauhid mau tidak mau akan membawa manusia kearah persamaan sejati. Apayang harus berbeda ? ”Apanya” yangpatut manusia tonjolkan sehingga ia harus berbeda dengan orang lain. Padahal ketergantungan tiap orang kepada orang lainnya dalam ukuran terbatas atau secara lebih luas tetap ada. Ketergantungan yang nampaknya telah disepelekan selama lni,bahkan dianggap bukan apa-apa. Padahal tanpa uluran tangan, tanpa adanya di tengah-tengah manusia akan menyebabkan banyak terjadi kepincangan. Persamaan sudah menjadi doktrin utama sejak Islam lahir, sejak awalnya lslam sudah terbuka bagi golongan tertindas budak-budak belian. Mereka kelak yang menjadi tulang punggung dari setiap gerakan Islam dan mereka mendapat perlakuan sama, apalagi karena biasanya mereka menjadi seorang merdeka setelah memeluk agama lslam.

Persamaan dimulai dalam perintah beribadah hanya kepada Allah. Yang artinya lebih dalam, mereka sama-sama sebagai hamba Allah yang memiliki kewajiban untuk beribadah kepadaNYA, mempunyai hak dan peluang yang sama di sisi Allah. Asal dan tergantung dari nilai ketaqwaan yang diperlihatkan dalam hidup kesehariannya. Rasulullah SAW sendiri mengatakan bahwa tidak berlebih seorang Arab dan seorang bukan Arab selain karena taqwanya. Dan bahkan beliau mengharuskan umat untuk tunduk dan patuh kepada seorang pemimpin walaupun sang pemimpin tadi rambutnya keriting seperti anggur kering, artinya seorang pendatang yang datang dari Afrika sana yang kebetulan menjadi pimpinan umatlslam. Tiada perbedaan! Dan tegaklah persamaan di dunia Islam di manapun adanya. Bukan hanya untuk orang Jerman saja, tapi untuk seluruh umat, beriman kepada Allah merupakan sumber ilham, sumber keberanian dan sumber keamanan/ketenangan diperoleh.

Umat Islam di manapun akan sama saja, bila kadar keimanannya kuat dan tangguh, keimanan kepada Allah akan menjadi sumber kekuatan dirinya pula. Perjuangannya tidakakan setengah-setengah. Di dalam kekhusyuan dalam ibadah ia akan mampu melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Menjadi hamba Allah yang baik sekaligus juga menjadi orang yang baik bagi sesamanya, bagi negara dan tanah airnya. Sifat mereka Allah gambarkan dengan jelas pada Al Qur’an surah Al-Anfal ayat 2 s/d 4 : 
"Seaungguhnya orang-orang yang sempurna imannya ltu tidak lain kecuali mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka, dan apablla dibacakan kepada mereka ayat-ayatNYA bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (yaltu) orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka, itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia".
Di samping mereka takut hanya kepada Allah dalam arti yang khas ternyata mereka begitu taat kepada ayat-ayat, perintah Allah serta mereka senantiasa bertawakkal kepada Allah. Mereka hanya menunjukkan ketergantungan mereka kepada Allah saja. Ini nampak dalam upacara ritual shalat dan menghubungkan diri kepasa sesama dalam hal rela memberi, mengeluarkan rizki yang disadarinya diterima dari Allah.Sangat pantas jika Allah memberikan perolehan yang lain dari yang lain berupa ketinggian derajat disisiNYA, di samping kenikmatan lain. 

Orang Barat Eropa Masuk Islam
--------><<---------

Mr. R.I. Mellema, anthopolog, penulis dan guru. orang Belanda yang masuk islam di Pakistan, sehubungan dengan keimanan kepada Allah menyebutkan : "Percaya (iman) kepada adanya satu Tuhan yang berkuasa mutlak itu adalah hal yang bisa diterima oleh semua fikiran yang kreatif logis. dan bahwa Allah SWT yang dibutuhkan oleh semua mahluk itu tidak melahirkan anak dan tidak dilahirkan sebagai anak. dan tidak ada yang menyerupaiNYA, Diayang bersifat Maha Sempurna dalam kebijaksanaan, kekuatan dan kebaikan, kebaikan rahmatNYA tidak terbatas" Beliau menunjuk satu surah dalam al-Qur’an, surah Al-Ikhlash, tidak disangsikan lagi lewat kata-katanya itu. Seperti kita juga percaya bahwa surat yang isinya menunjukkan ke-Esaan Allah serta sifat-sifatNya yang ditunjukkan itu betul-betul logis. Apalagi bagi seorang terpelajar, yang berfikir kreatif.

Mengapa tidak sebab gambaran yang benar Allah nyatakan tentang siapa DIA yang sebenarnya. Kalau orang rajin mempelajari atau sekedar melihat tentang perkembangan agama-agama besar beserta penjelasan tentang yang mereka sembah/ibadahi, maka penjelasan Allah dalam Al Qur’an merupakan penjelasan yang lengkap. Empat ayat dalam surah Al-lkhlash memberikan penjelasan lengkap tentang siapa DIA yang wajib dlibadahi itu : 
"Katakanlah : "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa". Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-NYA segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia".
Kalau tiada sesuatupun yang setara, maka jelas Dia adalah Tuhan yang berkuasa mutlak. Demikian juga sifatnya yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan menunjukkan ke Maha Sempurnaan. Lalu kalau sudah sempurna dalam sifat, maka jelas Maha Sempurna pula dalam kebijaksanaan, kekuatan dan kebaikan, sehingga merupakan hal yang wajar kalau rahmat-NYA tidak terbatas! ".... .. dan rahmatKU meliputi segala sesuatu .... ..!" Demi-kian firmanNYA pada surah Al A’rafayat 156.

Adalah keharusan akhirnya jika mahluk siapapun, di manapun dan kapanpun menyerahkan diri kepada Allah sebab kepadanya segala sesuatu bergantung. Harapan digantungkan kepada rahmat Allah, dambaan digantungkan kepada kasih sayangNYA begitu pula cita-cita yang digantungkan tinggi di bintang gemerlap itu hakekatnya hanya menunggu kasih sayangNYA. Memang perlu usaha, ikhtiar, kerja dan amal,hal ini merupakan sarana agar rahmat Allah ditetapkan menjadi bagian kita : 
"Maha akan kutetapkan rahmat-KU untuk orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami !" (Al A’raf ayat 156).
Seperti ternyata lewat ayat diatas Allah menjelaskan bahwa rahmat dan ketetapannya tergantung kepada kadar ketaqwaan kita kepadaNYA melaksanakan perintah berupa menunaikan zakat dan iman yang benar-benar kepada ayat-ayat Allah. 

Demikian Kiranya Mengapa Banyak Orang Barat Masuk Islam? mereka menggunakan sebuah pemikiran dalam mengkaji sebuah kebenaran, seperti dua Tokoh barat diatas, mereka memfilsafati ayat-ayat Ql-Qur'an yang mereka baca, mereka menemukan kerangka yang logis dalam mempelajari Islam tersebut, yakni mengenai KeEsaan Tuhan itu sendiri, seperti yang penulis paparkan dalam beberapa Ayat Al-Qur'an tersebut diatas, sekarang kembali kepada diri kita, sejauh mana kita mengkaji agama islam itu sendiri, atau masihkah ada pemikiran yang ekstrim dalam diri kita ini, contoh kecilnya mengkafirkan, atau membid'ahkan sesama muslim padahal Bid'ah adalah kalimat sensitif. mari kita renungkan tentang iman kita, semoga bermanfaat.

Pentingnya Belajar Bahasa Arab Sejak Dini

Ali bin Abi Thalib as berkata "Belajarlah bahasa Arab karena termasak bagian  dari agamamu". Maqolah ini menunjukkan bahwa bahasa Arab mempunyai kedudukan penting dalam agama kita. Bagi kaum Muslimin bahasa Arab adalah bahasa yang istimewa dibandingkan dengan bahasa lain didunia ini, yaitu bahasa yang dipilih Allah SWT. untuk menyampaikan firman suciNya (QS. Yusuf: 5). Sebagai alat komunikasi, eksistensi bahasa Arab telah membawa syiar Islam pada pentas peradaban dunia. Karena itu bahasa Arab berperan sebagai kunci ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman. Seseorang yang telah menguasai bahasa Arab secara baik, sangat besar peluangnya untuk menggali hazanah keilmuan yang terkandung dalam Al Qur'an dan As-Sunnah maupun karya-karya berharga ulama, salaf dan para pemikir Islam terdahulu.

Mengingat betapa urgennya pengajaran bahasa Arab bagi generasi penerus Islam, Syaikh Abu Hasan Al-Mawardi menyatakan, "Apabila anak sudah waktunya untuk dididik dan diajari, selayaknya dimulai dengan mengajarkan Al Qar'an dan bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan Allah untak menurunkan kitab suci Al-Qur'an dan menetapkan agamanya. Dengan bahasa Arab pulalah Rasalallah SAW. menyampaikan sunnahnya, dan disusunnya kitab-kitab agama, filsafat, logika, dsb. Oleh sebab itu anak-anak seharasnya mempelajari bahasa Arab, bila tidak ia akan bodoh tentang agamanya. 

Dari paparan diatas, kiranya dapat penulis tegaskan kembali, kenapa bahasa Arab mendapat tempat terhormat dikalangan umat Islam? 
  • Pertama, bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an, kitab suci umat lslam yang paripurna, demikian bahasa yang dipakai dalam mengkondisikan Al-Hadist. Dan keduanya merupakan sumber rujukan hukum dan muara permasalahan umat. 
  • Kedua, bahasa Arab merupakan bahasa praktek dalam menjalankan aktivitas ritual keagamaan. Seperti Shalat ataupun bentuk ibadah lainnya dalam rangka mendekatkan diri kepada sang Khalik. 
  • Ketiga, bahasa arab merupakan bahasa pengantar ilmu pengetahuan, terutama ilmu-ilmu keislaman yang banyak dihasilkan oleh ulama dan para pemikir Islam yang telah membawa Islam ke puncak zaman keemasan. Tanpa menguasai bahasa Arab dengan baik, berat sekali kita dapat melakukan reaktualisasi ataupun rekonstruksi pemikiran Islam. 
  • Keempat, bahasa Arab telab menjadi bahasa kebudayaan dan peradaban Islam. Sekitar lebih dari 20 negara telah menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara dan juga termasuk salah satu bahasa resmi PBB. 


Faktor Yang Menguntungkan 
Pengajaran bahasa Asing (baca : bahasa Arab) bagi kalangan non Arab ('ajam) merupakan suatu proses pembelajaran yang sangat komplek. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seorang anak dalam memperoleh kemahiran berbahasa. Secara garis besar faktor-faktor itu dapat dibedakan atas faktor internal dan faktor eksternal. Sehubungan dengan faktor internal, Ahmad Satori Ismail (1996) membedakan menjadi faktor pribadi dan faktor umum. Yang temasuk kategori faktor pribadi adalah keaktifan di kelas, respons anak terhadap pengajar dan materi pelajaran serta teknik pembelajaran. Sedangkan yang dikategorikan faktor umum ialah umur, bakat, kemampuan,kongnitif, motifasi dan kepribadian. 

Adapun lingkungan formal (madrasah dan pesantren) dan lingkungan informal (keluarga dan masyarakat sekitarnya) disebut sebagai faktor eksternal. Relevansinya dengan pengajaran bahasa Arab pada anak, faktor usia kelihatannya yang lebih menguntungkan dalam memperoleh kemampuan bahasa secara optimal. Dalam arti kata anak terlihat lebih siap dalam belajar bahasa asing atau bahasa kedua dalam situasi ilmiah dan komunikatif dibanding pembelajaran bahasa yang lebih tua usianya. Karena pada usia dini pembelajaran tidak banyak dipengaruhi oleh dialek (lahjah) ataupun aksentuasi bahasa itu, disamping alat artikulasi bahasanya yang masih lentur. Pendapat yang populer mengatakan,bahwa anak-anak lebih baik dalam sernua hal dalam menguasai bahasa asing atau bahasa kedua, terutama berkenaan dengan pencapaian hasil akhir. Mereka umumnya terlihat sangat sangkil (mudah) dalam mencernakosakata baru.

SILAHKAN DOWNLOAD KAMUS BAHASA ARAB...

Pada bagian lain, hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar bahasa,yaitu Snoe dan Heofnagel-Hohle (1978) menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa yang maju paling cepat adalah anak pada taraf usia adolesen. Dalam studi mereka dalam kasus pembelajaran bahasa Belanda ditemukan, bahwa orang dewasa (usia15 tahun keatas) kalah cepat belajar dengan dengan anak-anak (seusia 6-10 tahun) dan remaja usia (12-15 tahun). Maka tidak mengherankan banyak dikalangan anak-anak kelihatan lebih berhasil dari pada orang dewasa dalam pemerolehan sistem fonologi bahasa baru, bahkan banyak di antara merekayang mencapai aksen seperti penutur aslinya (native speeker). (Asher dan Garcia; 1969).

Metode Belajar Bahasa
Belajar bahasa adalah usaha menumbuhkan atau melatih kecakapan-kecakapan berkomunikasi secara aktif maupun pasif; Hasil belajar dalam menumbuhkan kecakapan berbahasa anak akan lebih efektif dan maksimal manakala didukung oleh metode pengajaran yang tepat. Metode adalah asas keberhasilan penguasaan sebuah bahasa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pembelajar bahasa yang mengajarkan bahasa (asing) kepada anak-anak atau para pemula yaitu: 
Dalam menerapkan metode dan materi hendaknya disesuaikan dengan modal dasar dan tingkat kecerdasan pembelajar bahasa

Mengikuti kaidah-kaidah umum yang beriaku, bahwa pengajar hendaknya menyampaikan materi pelajaran bahasa secara bertahap atau berjenjang. Misalnya dimulai dari yang lebih mudah lalu meningkat pada yang lebih sukar, dari yang sederhana kasusnya menuju yang kompleks, dari hal yang abstrak meningkat pada yang kongkrit.

Bertolak dari prinsip-prinsip pengajaran diatas, menurut hemat penulis metode yang cocok dalam pengajaran bahasa Arab bagi anak usia dini adalah metode belajar yang disesuaikan dengan sifat dan karakter anak. Secara psikologis anak-anak lebih suka menirukan sesuatu yang sifatnya sederhana dan menyukai permainan. Dengan demikian pilihan metode belajar yang tepat bagi anak adalah 
  • Pertama, metode mendengar dan berbicara (thariqah as sam'iyah-as syafihiyah/audio-lingual method). Yakni anak dilatih mendengarkan kata-kata yang dituturkan, lalu anak disuruh menirukan/melafadkan kembali dengan baik dan benar. Oleh pakar bahasa metode ini dianggap metode yang paling berhasil untuk mengajarkan bahasa bagi pemula dan anak-anak, keistimewaannya karena sifatnya yang sederhana.
  • Kedua, metode permainan (gamemethod), ialah tehnik mengajar bahasa dengan menggunakan pola-pola permainan. Misalnya permainan, hijaiah bermakna, tebak kata, merangkai huruf, kartu bertanda - hijaiah dll. Menurut pengalaman penulis, biasanya anak-anakmenyukai cara-cara permainan karena kesannya lebih rileks. Namun, sambil asyiknya menikrnati permainan sebenarnya mereka tanpa sengaja juga memperoleh hasil belajar. Georgi Loozanov, sebagaimana yang dikutip oleh Muljanto Sumardi (1975) mengatakan, bahwa hanyadalam keadaan yang gembira dan santai anak-anak akan dapat menggunakan seluruh potensinya. Dengan metode permainan, anak-anak diusahakan tetap terlibat dalam berbagai kegiatan bermakna yang berhubungan langsung dengan materi bahasa yang sudah dikemas sedemikian rupa. Dilihat dalam prespektif psikologis tehnik permainan justru dapat mengembangkan kreatifitas belajar anak,di samping menumbuhkan semangat ukhuwah atau pertemanan. 
  • Membiasakan berbahasa asing (bahasa arab) dilingkungan keluarga. seperti menyuruh belajar, atau berdialog lainnya,
  • Menempelkan beberapa barang disekitar rumah, sekolah, seperti contohnya, Pintu (Baabun), Meja (Maktabun), Kursi (Kursiun) dan lain sebagainya. hal tersebut juga akan mengena pada anak yang berusia dini. dan metode ini diterapkan oleh banyak sekolah/madrasah/Paud/RA bahkan pada perguruan tinggi.
Demikain artikel Pentingnya Belajar Bahasa Arab Sejak Dini, anda juga bisa baca artikel berikutnya, yakni pentingnya belajar kitab kuning, khususnya santri pesantren sangat paham dengan pentingnya bahasa arab apalagi mereka selalu dihadapkan dengan kitab kuning, adapula beberapa Metode Bahasa Arab yang dikembangkan dipesantren seperti Ilmu Nahwu, Shorof, Mantiq, Balaghoh dan lain sebagainya, semoga bermanfaat.
Bahasa Arab Untuk Anak
SILAHKAN DOWNLOAD KAMUS BAHASA ARAB...

Hukum Valentine Day Bagi Muslim | Sejarah Valentine

Perubahan sosial (Social Change) akan senantiasa berkembang secara dinamis dan gradual. Perubahan sosial pada umumnya meliputi dan atau mempengaruhi oleh perubahan-perubahan sosial ekonomi, politik, dan kebudayaan. Yang sudah barang tentu mempengaruhi pola hidup dan pola fikir masyarakat Indonesia pada umumnya dan remaja pada khususnya. Perubahan tersebut juga tidak terlepas dari perubahan konstelasi global yang semakin menggejala. Dengan semakin derasnya laju informasi dan komunikasi, mau tidak mau akan menggiring setiap manusia untuk mengidentifikasi dan beradaptasi segala perubahan yang dihadapinya. Maka akulturasi budaya akan sangat mudah bersatu. sehingga kita akan sulit untuk membedakan, mana budaya timur dan mana budaya barat. 

Diakui atau tidak perat media masa khususnya media elektornik dan media Online, sangat besar dalam pembentukan watak masyarakat Indonesia khususnya remaja. menjadi watak-watak deviant (pelanggar/penyimpang). Contoh konkrit. film-film yang disajikan ditelevisi. yang notabene film impor dari luar negeri. Secara tidak langsung telah menyumbangkan budaya-budaya luar. Yang oleh para remaja diterima begitu saja tanpa filter yang kuat Akhirnya yang mereka alami bukanlah modernisasi melainkan westernisasi (kebaratan). Memang dalam setiap peruhahan sosial akan muncul dampak yang bersifat progress (positif) dan regress (negati). 

Perubahan sosial sebagaimana kitaketahui. merupakan sebuah proses yang tidak bisa dipisahkan dari modemisasi. Apabila semakin tinggi intensitas devisa dari apa yang ditentukan oleh norma-norma budaya maupun agama, maka kadar kemodernan tinggi. Reultannya, aksi penyimpangan merupakan sebuah counter culture dan kemudian dilegitimasi sebagai produk budaya masyarakat modern. Dapat dikatakan, bahwa perubahan sosial budaya selalu ditandai oleh ketegangan antara kebudayaan materill (teknologi) dan kebudayaan non-materil (norma-agama, sosial). Doyle Paul Johnson: Teori Sosiologi dan Modernisasi 1998 (Surtini:PR.200l).

Dalam konteks di atas,disayangkan perubahan sosial dan modernisasi dianggapi oleh sebagian remaja kita, sebagai sebuah euforia kebudayaan barat (Westernisasi).Pada kesempatan ini, insya Allah penulis akan membahas sebuah culturalleg dan religion deviant dari budaya barat dan di transfer. dan kini telah berakulturasi dengan gaya hidup remaja. Sudah menjadi tradisi, dan kini telah berakulturasi dengan gaya hidup remaja. Sudah menjadi tradisi, setiap tahun remaja kita (muslim dan non muslim) selalu merayakan dan memeriahkan moment acara yang mereka namai "Valentin’s Day".

Asal Usul Valentine's Day 
Valentine's Day kini usianya sudah 13 abad. Karena sejak abad ke VII, pesta kasih sayang ini sudah dirayakan sebagai ajang memperingati Saint Valentine seorang yang dianggap suci. Saint Valentine meninggal pada tanggal l4 Februari 269 di Roma. Ketika itu, tidak mengenal usia, baik tua ataupun remaja mereka saling mengucapkan rasa cintanya. Baik melalui telepon, surat, puisi, lagu, dan sebagainya. Maka saat itu (l4 Februari) setiap orang sudah siap dengan kata-katanya dan dan berucap "I Love You" ataupun "I Miss You". dan ungkapan-ungkapan lainnya.

Pada setiap perayaan, biasanya orang-orang baru memikirkan kartu ucapan sebagai pengganti hadiah. Sekitar tahun l7l8an, kartu-kartu bergambar hati bermunculan. Kebiasaan mengirim kartu-kartu valentine sebagaimana menurut Goeffrey Chauver, seorang penyair asal Inggris karena burung-burung mulai berpasangan pada hari itu. Ditambah keyakinan bahwa pada musim semi adalah waktu untuk bercinta. Kebiasaan-kebiasaan mereka itu berlanjut dan dicontoh hingga sekarang. bahkan oleh sebagian remaja muslim. Acara Valentine's Day, kini selalu menjadi acara spesial yang ditayangkan di televisi-televisi. Remaja-remaja kita. ketika menghadapi tanggal l4 Februari atau bahkan awal-awal Februari sudah sibuk mempersiapkan segalanya, bahkan bagi yang belum mempunyai pacar. mereka dengan sengaja mengadakan lomba "Cari Pacar" atau pada tanggal itu mereka jadikan ajang untuk mencari jodoh.

Siapakah Sebenarnya Saint Valentine itu? 
Tokoh fenomenal Saint Valentine adalah nama dua orang pendeta nasrani dan tabib yang dianggap sebagai pelindung bagi orang-orang tercinta. Kedua orang itu konon menjadi tumbal pada l4 Februari 269, karena dihukum pancung atas perintah Kaisar Claudius The Goth, penguasa romawi saat itu. Salah-satunya dihukum mati di Kota Roma dan yang satunya lagi di Kota Interemna Nahars, 60 KM dari Roma.

Perspektif Islam Terhadap Perayaan Valentine's Day
Al-Islam (didalamnya Al-Qur'an dan As Sunah), telah terlebih dahulu menyuruh kita untuk saling menyayangi. dan mengasihi. Sabda Rasulullah SAW: 
"Barang siapa yangtidak mengasihi sesama manusia.maka ia tidak mengasihi Allah." (HR.Turmudzi). Dalam hadits yang lain Rasulullah mengatakan: 
"Tidak sempurna iman seseorang, sehingga ia menyayangi orang lain (saudaranya) sebagaimana ia menyayangi dirinya sendiri" (HR Bukhari dan Muslim).
Dan sebuah hadits yang diriwayatkanoleh Bukhari. Rasulullah punbersabda : 
"Barang siapa yang tidak sayang terhadap sesama (yang masih kecil) dan tidak tahu (orang besar), maka ia bukan ummatku". 
Allah pun menyuruh pada ummat manusia untuk saling mengenal (Q.S. Al Hujurat: 13)

Jadi, Islam setuju denganValentine's Day? Ya, Islam setuju dengan makna saling mengasihi, dan saling menyayangi. Tetapi. nama dan tatacara serta kegiatan perayaan itu dalam ajaran Islam tidak ada. Karena kesemuanya itu jauh dari citra dan norma Islami. Sudah jelas sebagaimana di atas, Valentine's Day dan perayaannya berasal dari orang-orang kafir yang sekuler. bahkan tidak percaya Tuhan. Allah sudah lebih dulu melarang kita untuk melakukan sesuatu yang tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. (Al-lsra': 36). Memang, para remaja kita kebanyakannya hanya ikut -ikutan saja, mengikuti trend zaman. Mereka tidak begitu tahu akan trend tersebut sebenarnya merusak aqidah dan akhlak (moralnya). Bahkan Allah SWT melarang ummat Islam, untuk tidak mengagumi cara hidup orang kafir. Sebagaimana dalam surat Ali-Imran: 149: 
"Wahai orang-orang yang beriman, seandainya kamu mentaati sebagian orang yang diberikan Al-Kitab itu. niscaya mereka akan mengembalikan langkah kamu sehingga kami menjadi orang yang rugi.".
Perlu diingat, misi utama kaum nasrani ataupun yahudi (kaum kafir) adalah menjauhkan ummat Islam dari ruh Islamiyah. Mereka ingin membentuk watak-watak ummat Islam (remaja muslim) untuk menjadi pembelot dan pembangkang terhadap agamanya sendiri. Jadi Bukanlah sekedar mengkafirkan ummat Islam. Namun yang mereka inginkan adalah bagaimana supaya muslim tersebut jauh dari Islam.

Peringatan Allah dalam Al-Qur'an :
"Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka".(Q.S. Al- Baqarah: I20).
Apabila kita mencontoh dan menyerupai sesuatu kaum, maka kita adalah bagian dari kaum itu.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: 
Man Tusyabaha biqaumihim fahua minhum..
"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum (golongan), maka la termasuk golongan itu". (HR.Ahmad, Abu Daud dan Tabrani).

Hukum Merayakan Valentine's Day
Belum ada farwa yang jelas dari para ulama. dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang hukum merayakan Valentent"s Day. Tapi dari gambaran diatas cukup jelas.Perayaan tersebut tidak ada dalam ajaran Islam, bahkan Islam menentang keras kebudayaan-kebudayaan kafir yang akan menjauhkan dan merusak akidah dan akhlak (moral) ummat Islam, khususnya remaja. Perayaan Valentiné‘s Day akan mendekatkan ummat untuk melakukan perbuatan keji dan munkar. Allah berfirman dalam surat Al-An'am: I51: 
"Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi". 
Perayaan Valentine's Day. Diantaranya akan mendekatkan pada zina, padahal Allah melarang kita untuk berzina, bahkan mendekatinya. (Q.S. Al-Isra:32).

Perayaan Valentine's Day bisa dikatagorikan perbuatan haram karena menyerupai atau mengarah pada hal-hal yang haram. Qaidah Ushul Fiqih mengatakan: Ma dalla ala harom. Artinya: Sesuatu yang menunjukkan atau mengarah (menyerupai) yang haram. maka hal itu haram. Dan setiap larangan Allah. menunjukkan pada haram. Sebagaimana dalam Qaidah Ushul Fiqih: "Al- aslu fi an-nahyi li at-tahrim illa ma dala ad da-lil ada khilafhi". 'Asal hukum larangan adalah menunjukkan pada haram. kecuali apabila ada dalil yang membantahnya". Maka apabila melihat qaidah-qaidah tadi. hukum merayakan Valentine's Day adalah haram.

Seruan Untuk Remaja Muslim
Rasulullah SAW Pernah bersabda:
"Remaja-remaja sekarang adalah generasi penerus di masa yang akan datang" (Al Hadits). 
Dalam Sabdanya yang lain: "Sesungguhnya di tangan para remajalah urusan ummat. apabila remajanya shalih (baik), baik pula ummatnya. Dan apabila remajanya jelek- jelek pulalah ummatnya". (Al-Hadits). 
Sesungguhnya. Islam menganggap remaja bagaikan sebuah permata yang sangat mahal. Dan hurus diperlihara dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada cacat sedikitpun. 

Apakah remaja-remaja muslim tidak tergugah dengan sabdanya rasul? 
Maka sebaiknya perubahan sosial dan modernisasi janganlah dijadikan sebuah euforia peniruan gaya-gaya barat yang penuh kemaksiatan. Ingatlah. masa depan kalian masih panjang. Dan kini kalian sedang menanggung amanat dari Allah. Rasul. dan masyarakat kepada kalian. Jauhilah perbuatan-perbuatan keji dan munkar yang tidak ada faidahnya. Sebuah Qaidah Ushul Fiqh Berbunyi "Da u al-mashalih. "Menjaga lebih baik daripada mengobati".

Hukum Valentins Days

Demikian mengenai Hukum Valentine Day Bagi Muslim | Sejarah Valentine, semoga bermanfaat... catatan ini bersumber dari : Penulis adalah Mahasiswa UPI Bandung. Ketua lttihadul Mubalighin- The Mubaligh Association, dan Direktur Central Course and Study Club for Children.
Janga Lupa baca juga beberapa artikel penting dibawah ini :
Memahami arti Kerangsupan cara Saint sederhana

Memahami arti Kerangsupan cara Saint sederhana

Sederhana saja dalam artikel ini, penulis bermaksud membuat sebuah oretan curhatan di internet, mengenai hakikat dunia gaib yang sering kali orang mengatakan ada dunia dibalik dunia nyata, sederhananya adalah dunianya penghuni selain kita, dalam hal ini penulis mencoba menganalogikan sebuah dunia gaib dengan cara pemikiran yang sederahana sehingga dapat dipahami oleh kita sekalian, megenai dunia gaib itu sendiri, semoga dapat dipahami dengan mudah, adapula tujuan saya menulis artikel ini tak lain adalah menambah keimanan kita kepada Tuhan, dan saya tidak akan membawai artikel ini pada sebuah pemahaman agama secara formal maksudnya dengan menghadirkan dalil atau hadis secara baku akan tetapi akan saya ulas dengan sebuah konsep pemikiran dan logika berfikir serta kenyataan pada kejadian gaib terutama yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari.

Dunia gaib adalah dunia yang memang ada dan benar adanya, banyak yang mengatakan seperti alam jin, atau alam lainnya, akan tetapi saya akan memulas dengan sebuah kejadian-kejadian goib yang sering kita lupakan bahua hal itu adalah sebuah yang gaib, sebelumnya saya pernah menulis artikel megenai Online itu alam gaib yang orang tak sadar, sekiranya kita mampu memilah hal itu dengan balutan pengalaman yang selama ini kita temui semasa hidup. Sebelum saya menulis lebih jauh saya akan hadirkan beberapa simple kenyataan dalam lingkungan sekitar, atau memahami gaib dengan logika kita.
Kerangsupan

Jika anda seorang pelajar yang pernah bersekolah dan belajar Fisika saya ingat kala itu duduk di bangku sekolah SMP yang sekarang SLTP, saya ingat pada guru saya mengenai Partikel, yakni sebuah unsur benda yang kecil, dan partikel dibagi 3 bagian, padat, renggang, dan gas, pada partikel padat contohnya batu, kayu, meja, dan lainnya mungkin kita sendiri (jasad kita) intinya sesuatu yang nampak oleh mata, dan partikel renggang (cair) seperti Air, embun dan seterusnya, dan kemudian partikel gas seperti udara, uap dan lainnya. Jika kita anda setuju anda saya berikan sebuah simpel pada 3 partikel tersebut, anggap saja partikel yang ke 3 yakni gas adalah hal yang gaib, dia tidak terlihat akan tetapi dia berasa, maaf salah satu contohnya anda buang angin, yang tidak terlihat akan tetapi anda merasakan bau. itu sederhanya.

Menganai Gas dan Gaib, merupakan sebuah senyawa atau zat yang tidak terlihat, banyak kita temui kata zat, atau senyawa, pemulis merangkum sama dengan zat adalah senyawa yang hidup. karena partikelnya renggang atau gas, mengenai dunia gaib itu sendiri kita analogikan pada sebuah jin, jin tidak terlihat nampak oleh kita akan tetapi mengenai jin benar adanya, dia adalah makhluk tuhan yang sama seperti kita, akan tetapi secara fisik mungkin berbeda, dengan pembuktian kenapa jin tidak nampak, anda boleh saja berfikir lebih awal memvisualisasikan Jin sepertihalnya udara.

Kenapa Orang Kerangsupan, Kesambet.?
Dalam hal ini, banyak kita temui orang kerangsupan dalam bahasa awam mengatakan kerangsupan setan, Nah,, bagaimanakah demikian terjadi, dari sebuah mitologi (Mitos) ini marilah kita sedikit berfikir bijak mengenai kerangsupan, dan kenapa orang bisa kerangsupan, jika kita analogikan adalah partikel gas dan partikel padat, sederhanya adalah anda masuk angin, hal ini akan berefek pada fisik anda, seperti sering buang angin atau badan merasa merinding karena kemasukan angin, anggap saja angin tersebut adalah syetan (jin),,, silahkan berfikir sejenak tentang hal ini...!!

Selanjutnya bagaimanakah Jin/setan bisa masuk ke diri kita?
Seperti yang sudah saya tulis diawal, jin/setan adalah partikel gas yang dapat masuk kepada partikel padat, dalam agama ada kalanya orang terkena bisikan setan, sehingga seseorang melakukan maksiat, ini juga bisa kita implementasikan pada sebuah makna saint yakni mengenai partikel, dan mohon pembaca untuk lebih bijak dalam berfikir, terutama membaca ini, kiranya jauhkan dulu paham mitos pada diri anda, syetan yang memiliki kepentingan menggoda manusia, karena sebuah misi tersebut syetan/Iblispun bermaksud menjerumuskan manusia kedalam kesesatan, telepas dari hal itu, syetan dapat melihat kita, dan kita tak dapat melihat syetan lantaran kita adalah makhluk kasar (partikel padat), begitu pula jin yang konon bisa menampar manusia lantaran anda buang air sembarangan baca artikel ini Buang Air Kencing sembarangan  atau bergaul dengan manusia. Ini tidak aneh sepertihalnya pada setan, akan tetapi jika jin nampak pada manusia itu memerlukan sebuah ilmu tersendiri, seperti halnya manusia yang ingin melihat jin mereka memiliki skil tersendiri, baca artikel ini Materi menjadi Zat (materi : partikel padat dan zat : partikel gas).

Jika anda masih bertanya kerangsupan, atau orang terkena santet, atau kiriman teluh, dan lain sebagainya, baca juga ini Spam adalah prilaku santet, hal itu sering anda dengar di lingkungan kita, akan tetapi kiranya anda sedikitnya memahami dengan cara saint, kenapa terjadi demikia, sedikit saya tambahkan kenapa ada kesambet..? mungkin anda mengganggu tempat para gaib terebut sehingga mereka marah, karena zat gaib (jin) mereka juga memiliki sebuah nafsu emosi, begitu juga kita, nah mengenai jin bisa masuk ke kita sudah saya ulas pada paragrap diatas, sekarang pertanyaannya kenapa kita masih membawa diri kita dalam pemikiran mitos yang sebenarnya hal itu bisa kita pahami dengan cara logika. Sekian oretan ini semoga bermanfaat. silahkan tinggalkan Komentar dan kritik. di kolom komentar,.. Memahami arti Kerangsupan cara Saint sederhana

Antara Falsafah Pancasila dan Islam

Penulis akan mencoba mengemukakan suatu tinjauan mengenai "falsafah Pancasila" yang empunyai kaitan dengan Agama IsIam. Falsafah Pancasila. Falsafah atau filsafat berasal dari kata-kata bahasa Yunani "philosophia" yang tersusun dari dua kata "philein" - cinta dan "shopos" kebenaran, jadi artinya "cinta akan kebenaran". Karena cinta kebenaran maka seandainya ada seseorang yang sedang berfilsafat berarti ia sedang mencari kebenaran. Adapun jalan untuk menempuh kebenaran itu, menurut fiisafat ialah dengan berpikir secara logika (tata tertib), bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma Agama) dan dengan sedalam-dalamnya sampai dasar persoalan sehingga tidak ada/tidak perlu pertanyaan lagi. Melalui jalan demikian maka orang tersebut pada suatu ketika akan sampai, bahkan akan berternu dengan essensi kebenaran itu (kebenaran yang hakiki). 

Kita beralih pada pengertian Pancasila. Kata "pancasila" berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari kata majemuk "panca" - Lima dan "syila" - sikap, karakter, budi pekerti, budi luhur. Dengan demikian, maka "pancasila" berarti lima sila, lima sikap, lima pendirian bangsa Indonesia yang luhur. Kelima sila itu (Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adik dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) adalah merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang pengertiannya tak dapat dipisah-pisahkan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Dr. Moh. Hatta, Ketua perumus Pancasila, bekas Wakil Presiden yang pertama, dalam bukunya "PancasiIa Jalan Lurus", bahwa "Angkatan sekarang dan kemudian hendaklah memaklumi benar-benar isi dan ujud PancasiIa, Iima dasar yang satu sama Iain dukung-mendukung.". Meniyinggung "pengamalan Pancasila". Dr. Moh. Hatta dalam bukunya itu tenyatakan sbb. : "Pancasila itu hendaklah diamalkan benar-benar dengan perbuatan, janganlah dipergunakan sebagai "lip service’ saja". Rupanya pendapat ini masih relevan dengan dambaan pemerintah dewasa ini sebagaimana yang telah dijadikan keputusan pada Sidang MPR No. II/ MPR/ 1978, yakni "Demi tujuan nasional serta cita-cita bangsa dalam menuju masyarakat adii makmur, seperti tercantum dalam UUD 1945, maka kita selaku bangsa Indonesia perlu menghayati dan mengamalkan Pancasila secara nyata untuk menjaga kelestarian dan keampuhannya".

Setelah kita ketahui secara sepintas "apa filsafat dan apa PancasiIa", maka jelaslah bahwa arti "falsafah Pancasila" menurut ungkapannya, ialah falsafah tentang Pancasila atau Pancasila yang ditemukan atas dasar filsafat. Sedangkan pengertian menurut istilah dapat diberi batasan sederhana sbb. : Pancasila yang dikaji atas dasar filsafat adalah merupakan ideologi dan cita-cita bangsa Indonesia dalam menuju ke negara (tujuan nasional dan cita-cita bangsa) yang adil makmur serta diridlai oleh Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi landasan konstitusional dan GBHN landasan oprasionalnya. 

Agama Islam. Pengertian "agama" menurut istilah para Ahli dalam memberikan batasannya berbeda-beda. Pada prinsipnya perbedaan-perbedaan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama "Agama Wahyu" dan kedua "Agama bukan Wahyu". Dari itu penulis sependapat dengan yang dimaksud Agama oleh para Ahli kelompok pertama, yakni Agama Wahyu (Agama yang diturunkan dengan jalan Wahyu, mempunyai dasar Kitab dari Tuhan). Hal ini perpegang dengan Wahyu Tuhan, AI-Qur’an surat Asy-Syuura ayat 13, yang maksudnya, bahwa Agama hanya diturunkan dengan perantraan WahyuNya. Karena itu penulis tidak sependapat dengan pengertian atau yang dimaksud agama oleh para Ahli kelompok keduaa di atas, dan atau oleh para Ahli Anthropologi, Sosiologi, Ethnografi, philosofi, di mana agama tidak perlu adanya kemutlakan Wahyu, tapi cukup dengan percaya dan sikap berhubungan dengan yang Maha Ghaib.

Perlu penulis tambahkan perihal Hadits Nabi Muhammad saw. yang berbunyi : 
AD-DIINU HUWAL-AQLU WA LAAA DIINA LIMAN LAA "AQLA LAHU, 
"Agama itu adalah akal dan tidak ada Agama (tidak sah beragama) bagi orang yang tidak berakal".
Agama berdasarkan Hadits tersebut, hanyalah bagi orang-orang yang berakal saja. Artinya, bagaimana kita akan dapat mengetahui ada Wahyu Tuhan yang berupa Kitab-Kitab (Taurat, Injil, Al-Qur’an dll.) kalau tidak ada akal pikiran ? Justeru karena itulah kita dapat menerima Agama, bisa mengetahui isi Kitab-KitabNya itu tidak lain disebabkan kita mempunyai akal pikiran yang sehat.
Kemudian, bagaimana atau sejauh mana jangkauan ilmu filsafat terhadap Agama ? Sudah dikatakan
di muka, bahwa orang yang menggunakan akal pikirannya dengan jalan berfilsafat, maka pada suatu ketika ia akan sampai bahkan akan bertemu dengan kebenaran yang hakiki. 

Walhasil "akal-pikiran" itu hanya merupakan suatu alat untuk mencari, mencapai, dan atau hanya untuk mengetahui kebenaran yang hakiki saja (Agama), akan tetapi tidaklah berperan sebagai produk Agama (Ad-Dien !). Kembali kepada Agama yang dimaksud oleh Wahyu Tuhan, Al-Qur’an surat Asy-Syuura ayat 13.Bunyi ayat tersebut berkonotasi pula bahwa Agama yang untuk mengatur umat manusia di dunia ini macamnya hanya satu. Hal ini Nabi Muhammad saw. pernah bersabda :
INNA MA‘SYARAL ANBIYAAI DI INUNA WAAHIDUN, 
Sesungguhnya kami golongan para Nabi itu, Agama kami adalah satu". (H.R. Bukhari-Muslim).

Agama yang manakah yang satu itu ? 
Berdasarkan Wahyu Tuhan juga, Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 19, berbunyi : 
INNAD-DIINA ‘INDAL-LAAHIL ISLAAM, 
"Sesungguhnya Agama (yang diridlai) di sisi Allah hanyalah Islam (semua Agama yang datangnya dengan jalan Wahyu Tuhan)". 
Bunyi Wahyu Tuhan ini berindikasi pula bahwa tanpa dasar Wahyu Tuhan (mempunyai Kitab-Nya) tidaklah termasuk Agama. Filsafat Pancasila dan Agama Islam. Hakekat kebenaran dari segala kebenaran hanyalah satu. Dengan jalan berfilsafat maka sampailah kepada kebenaran itu. Sedangkan
Agama adalah sudah merupakan kebenaran yang datangnya dari Tuhan Yang Maha benar dan Maha Esa adaNya. Soalnya di sini, sudahkah Pancasila itu sampai/mencapai kebenaran ? Tidak ayal lagi, bahwa Pancasila yang digali atau dirumuskan atas dasar filsafat adalah benar karena terutama di dalamnya terkandung kebenaran yang mutlak, pusat dari segala kebenaran, yaitu pada Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Bukankah ada mutlak itu harus, wajib tidak tergantung pada apa dan
siapa pun juga, merupakan "ada" yang harus ada dan tak pernah tidak ada, tidak mungkin lenyap dan harus terus menerus ada karena adanya dengan pasti ? Bukankah "ada mutlak" ini biasa disebut Tuhan; sedangkan Tuhan Yang Maha kuasa, tidak berserikat adalah "Maha Esa" adaNya.

Jelaslah sudah bahwa Pancasila adalah suatu kebenaran. Dan lagi kelima silanya itu sesuai dengan ajaran Agama (Islam). Sehubungan dengan ini Prof. Dr. Hamka selagi beliau masih hidup sebagai Ketua Majlis Ulama Indonesia pernah mengatakan, "Pancasila adalah benar karena tidak bertentangan dengan Agama Islam". "Dengan tidak bertentangan ini berarti umat Islam sudah "Pancasilals" karena umat Islam Indonesia secara konsekuen telah melaksanakan dan mengamalkan semua yang dimaksud dalam Pancasila. Karena itu akan lebih sempurnalah di samping dilaksanakan, Pancasila itu diucapkan oleh umat Islam. "Demikian isi pidato H. Alamsyah Ratu Prawiranegara sewaktu masih menjabat Menteri Agama, yang dibacakan oleh Drs. Ahmad Khotib pada upacara Penutupan Tarjih Muhammadiyah se Indonesia tanggal 15 Mei 1978 di Klaten Jawa Tengah.

Selain itu, penulis tuliskan lagi pendapat yang lain dari H. Alamsyah Ratu Prawlranegara sbb. : "Semua pihak harus yakin seyakin-yakinnya bahwa Pemerintah tak akan mengagamakan Pancasila dan tidak akan mempancasilakan Agama." Senada dengan pendapat ini Presiden Suharto pernah menegaskan, "Pemerintah tidak bermaksud dan sama sekali tidak akan menjadikan Pancasila sebagai Agama, karena memang Pancasila bukanlah Agama ....".

Barangkali perlu kita ketahui lagi pendapat H. Alamsyah Ratu Prawiranegara yang berikut ini : "Pancasila yang kini menjadi landasan ideologi negara, sebenarnya tercetus akibat adanya pengorbanan umat Islam. Sebab, ketika pihak luar Islam menolak tercantumnya kalimat menjalankan syareat Islam bagi para pemeluknya" dalam Pancasila yang dimuat 'Piagam Jakarta'. maka umat Islam bersedia menggantinya dengan Ketuhanan Yang Maha Esa sampai sekarang ini. Ketika itu kemerdekaan baru diproklamirkan dan umat Islam diwakili oleh Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Kasman Singodimejo, dan Tengku Muhammad Hasan." Beda halnya dengan persepsi Menteri Agama H. Munawir Sadzali. MA. Dalam hal ini beliau nampaknya banyak menyoroti ke dalam tubuh umat Islam sendiri supaya jangan picik, tidak mempelajari Islam setengah-setengah, tapi harus mempelajarinya secara utuh. Sebab, dengan mempelajari Islam setengah-setengah atau hanya sebagian-sebagian saja, maka akan membuahkan penganut-penganut ekstrim dan akhirnya mereka akan mudah terombang-ambing atau diadudombakan.
Makna Pancasila

Sekian Artikel mengenai Antara Falsafah Pancasila dan Islam 
dikutip dari MP No.6-XI 1985, 
jangan lupa baca juga berbagai macam artikel kainnya dibawah ini :

PERS Zaman Rasulullah SAW | Jurnalis Islami

"Pers" dapat kita artikan perkabaran, perberitaan, penerbitan persurat kabaran, dan lain-lainnya, seperti yang kita saksikan dalam sejarah dan perkembangannya dewasa ini. Pengertian "Pers" dewasa ini bermacam-macam di banyak negara ada yang mengartikan "penerbitan/pencetakan dan pendistribuslan berita/lnformasi", dan lain-lainnya. "Pers" dalam arti sempit serta dalam cara, bentuk, atau distribusi sederhananya dapat kita katakan telah ada dalam Islam di masa Rasulullah s.a.w. Kita katakan masih "sederhana" karena belum dikenal penerbitan/pencetakan pers seperti sekarang ini, belum dikenal distribusi berlta/informasi, wartawan yang berprofesi khusus kewartawanan, dan bentuk jaringan berita, Informasi dan komunikasi seperti dewasa ini yang demikian maju dan berkembang.

Di masa Rasulullah yang menjadi "juru warta berita" umumnya para sahabat Rasulullah atau orang-orang yang hidup di masa itu. Warta berita lebih banyak di distribusikan/disampaikan dari mulut ke mulut karena sedikit yang pandai membaca dan menulis, tetapi kuat dalam hapalan dan ingatan. Distribusi berita/informasi masih terbatas ruang lingkupnya dan sedikit yang disampaikan melalui tulisan. Demikian pula jaringan komunikasi masih terbatas dianrara masyarakat sekitar Mekkah atau Madinah. Yang jelas berita/informasl berupa ucapan, peristiwa/kejadian dan perbuatan dari sumber manusia, masyarakat, alam dan lain-lainnya ada banyak atau sering, yang benar-benar merupakan berita, khabar .Rasulullah dengan ucapan, perbuatan, perilaku beliau merupakan sumber berita paling utama, demikian pula yang bersumber dari para sahabat dan orang-orang yang hidup di masa itu. Peristiwa yang timbul, seperti turunnya wahyu pertama, berita kenabian/kerasulan Muhammad, Isra' Mi'raj, pengembangan Islam dan hambatan-hambatannya, hijrah Rasulullah, pembangunan masjid, perjanjian damai, perang, dan lain-lainnya, semua ltu merupakan berita yang sangat penting di masa itu.

Rasulullah merupakan "manusia sumber berita" yang tak akan habis, bahkan selalu menarik para sahabat dan orang-orang yang giat dan antusias untuk menyebarkan berita tentang kerasulan beliau, penyampaian risalah (misi) Islam, dan hal-hal yang berkaitan dengan semua itu. Beliau bukan saja selalu dikerumuni oleh para sahabat terdekat di manapun beliau berada baik siang maupun malam, bahkan tiada beliau di tempat selalu dicari dan diketahui orang. Beliau sering mendapat kunjungan tamu-tamu terhotmat dari para pemuka kabilah, pemuka agama lain, termasuk tamu-tamu biasa untuk mendapatkan informasi penting tentang beliau dan tentang Islam, untuk disebarluaskan di tengah-tengah kabilah, kaum dan masyarakat mereka.

Banyak berita yang bersumber pada Rasulullah seperti banyak diriwayatkan/diberitakan oleh hadis-hadis yang sahih. Orang-orang yang dekat dengan beliau merupakan peliput berita langsung dari Rasulullah, untuk disampaikan kepada yang tidak hadir, disebar luaskan dari mulut kemulut atau ditulis bagi yang pandai menulis, dan dijadikan beritatentang kebenaran kerasulan dan Islam. Bukan saja Rasulullah sebagai sumber berita utama, tetapi yang bersumber dari para sahabat dan masyarakat selalu disampaikan kepada beliau. Umumnya arus berita/informasi disampaikan dan didistribusikan secara lisan. Penyampaian berita. Penyampaian berita/informasi di masa Rasulullah demikian cepat tersebar luas, apalagi yang datang dari Rasulullah. Selain sebagai kebenaran dan berita paling utama, juga karena harus disampaikan dan disebarluaskan, yang membuat besarnya antusias dan semangat para sahabat. Sampai-sampai wahyu yang menyangkut pribadi dan kehormatan Rasulullah, tetap harus disampaikan secara meluas dan terbuka, diabadikan dalam tulisan dalam AI-Qur’an. Contohnya wahyu yang berlatar belakang diri pribadi Rasulullah yang "hampir putus asa", demikian pula heboh tentang pernikahan beliau dengan Zainab binti Jahsy (janda Zaid bin Haritsah), yang dianggap melanggar adat masyarakat Arab, tetapi wahyu memerintahkan Rasulullah untuk mengawini janda anak angkat beliau itu. "Sampaikan dan beritakan ini ! Tulislah oleh siapa yang mau menulisnya, kabarkan kepada siapa yang tidak hadir, dan hapalkan bagi yang kuat hapalannya!", demikian Rasulullah tentang wahyu yang sangat mengenal pribadi, harga diri dan kehormatan beliau, tetapi beliau lebih takut kepada Allah bila menyembunyikan wahyu tersebut. "Bila engkau berani menyembunyikan wahyu, maka Aku akan memisahkan jantung/nyawamu dari gembung/tubuhmu", demikian ancaman Allah kepada Rasulullah.

Penyampaian berita/informasi atau "keterangan pers" di masa Rasulullah tidak saja disampaikan sendiri oleh beliau, tetapi sering melalui istri beliau (Aisyah), atau diberikan oleh para sahabat/pembantu beliau. Dalam Perang Badar Rasulullah memfungsikan juru pencari berita/informasi tentang keadaan/kekuatan musuh. Dalam Perang Uhud Rasulullah banyak mendapat informasi penting tentang sikap dan tipudaya kaum munafikin maupun musuh (Quraisy). Demikian pula dalam Perang Khaibar beliau sangat prihatin dan waspada dengan sikap orang-orang Yahudi pembawa/penyebar berita palsu dengan maksud mengobarkan pemberontakan, sehingga turun wahyu yang artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, apabila datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah (berita itu) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, sehingga kamu akan menyesal atas perbuatan itu". (Q.S. Al-Hujurat : 6).  

Ayat yang dipandang sebagai "ayat pers dalam lslam" itu mengandung tuntutan etika (kode etik) jurnalistik, terutama perlunya . "chek and rechek", cara pemberitaan yang sebaiknya, sumber berita, dan lain-lainnya. Rasulullah sangat hati-hati ditengah-tengah simpang-siur berita/informasi, lebih-lebih yang dibawa oleh orang fasik yang bermaksud berbuat kedurhakaan, pengadudombaan dan pemberontakan melalui "perang berita", penyebaran isu dan berita-berita palsu untuk menteror mental kaum muslimin. Rasulullah juga memesankan keadaan yang tidak boleh diberitakan sebagai "rahasia militer/perjuangan", seperti ketika dalam Perang Uhud pasukan Quraisy meneriakkan "Muhammad telah berhasil dibunuh". Rasulullah memaklumi berita tersebut nyata menurunkan semangat juang kaum muslimin, tetapi beliau mencegah pemberitaan keadaan beliau yang sebenarnya, untuk menjaga agar tentara Quraisy tidak berbalik kembali meleburkan sama sekali kekuatan pasukan muslimin yang terdesak, sangat kepayahan dan banyak jatuh korban. 

Dalam peristiwa lain Rasulullah mendapat berita/informasi sekelompok orang yang mengeramatkan tempat tertentu. Beliau memberikan keterangan, perbuatan mereka termasuk syirik dan' merusak akidah. Datang lagi berita tentang Abu Darda yang terlalu luar biasa dalam berpuasa dan beribadat, sampal lupa hak-hak dirinya dan keluarganya. Rasulullah menyuruh Salman (saudara Abu Darda) untuk menyampaikan keterangan beliau tentang perbuatan Abu Darda yang tidak beliau benarkan itu. 

Demikian hal-hal dan peristiwa lain-lainnya selalu disampaikan kepada Rasulullah, dan beliau menyampaikan keterangan-keterangan untuk disampaikan. Penyampaian berita/informasi waktu itu tidak selalu sepihak, tetapi terjadi interaksi timbal-balik antara Rasulullah, masyarakat dan berbagai pihak lain. Dalam arus, sumber, jaringan dan produk pemberitaan/ informasi terasa dan terjamin kebebasan untuk mendapatkan sebanyak mungkin keterangan dari Rasulullah, para sahabat dan siapa saja. Orang bebas mengemukakan pendapat, menyampaikan berita/informasi, kritik, koreksi, dan kontrol sosial dengan lisan/tulisan, langsung/tak langsung, sepanjang bukan mengenai kebenaran wahyu Allah yang  mutlak itu. Rasulullah sangat arif bijaksana di tengah-tengah arus informasi. Beliau tidak menyukai berita palsu/bohong, berita yang mengandung penghinaan agama-agama, suku, golongan/bangsa, berita yang menyinggung kehormatan/reputasi para sahabat, pejuang lslam dan pribadi seseorang, termasuk yang telah meninggal, berita yang menyinggung kehormatan utusan-utusan; berita yang memancing huru-hara, fanatisme kesukuan utusan, menimbulkan kejahatan/kekerasan dan permusuhan, berita yang tidak sesuai dengan agama (lslam), moral, kepribadian dan kesusilaan, berita yang menyinggung hak asasi, menurunkan martabat kemanusiaan, dan lain-lainnya. 

Rasulullah sangat tidak menyukai berita, ucapan dan tulisan tokoh-tokoh munafikin yang berbahaya bagi lslam dan kepentingan umum (umat lslam), sehingga konon beliau terpaksa menggunakan tangan beliau yang mulia itu, untuk menebas batang leher pemuka munafikin karena berita, ucapan dan tulisannya yang berisi fitnah, pengadu dombaan, kemunafikan, pemutarbalikan fakta dan kebenaran tentang lslam dan umat Islam. Beliau lebih bersabar terhadap berita penghinaan terhadap pribadi beliau, sampai pada tindakan penghinaan, seperti ketika awal beliau menyebarkan Islam di Mekkah. Umar bin Khattab hampir hendak menghajar seseorang yang dianggap sangat kurang ajar terhadap Rasulullah di depan mata Umar sendiri, tetapi Rasulullah sambil tersenyum mencegah tindakan Umar : 
"Jangan Umar, biarlah ! Dia orang yang tidak mengerti, kok". Dalam penaklukan kota Mekkah, Jenderal Sa’ad memberitakan/mengumumkan, sejak hari itu untuk sekian hari akan dijadikan hari pembantaian besar-besaran bagi tokoh-tokoh Quraisy sebagai balasan/hukuman yang setimpal. Mendengar berita tersebut Rasulullah menyuruh Sa'ad agar mencabut pemyataannya itu, dan agar memberitakan kepada mereka bahwa hari-hari tersebut akan beliau jadikan hari-hari pengampunan massal dan besar-besaran. Keterangan beliau tersebut membuat lega mereka, dan membuat mereka berduyun-duyun masuk lslam. 

Rasulullah cepat tanggap dan cepat mengambil sikap/tindakan bila mendengar berita dari mana, dari siapa, dan tentang apapun juga. Mendengar berita Al-qamah sakit,beliau segera menjenguknya, mendengar seseorang meninggal beliau segera melayat dan mengiringkan kemakam, mendengar berita seseorang mendapat kebahagiaan beliau menyambut gembira; mendengar terjadi peristiwa itu dan ini beliau sangat antusias. Berita besar maupun kecil, berita tentang pribadi seseorang ataupun tentang lslam, berita aneh maupun biasa, berita sensasional maupun rasional, berita palsu maupun benar, berita yang sengaja diburu orang maupun yang terbuang sayang, semua itu mendapat perhatian Rasulullah. 

Hadist Rasulullah dalam pemberitaan. 

Selagi Rasulullah masih hidup, apa yang bersumber dari beliau selalu diliput dan diburu orang, sehingga arus dan jaringan pemberitaan/informasi dan komunikasi demikian hidup dan berkembang. Mereka yang tak dapat bertemu dengan Rasulullah cukup puas menerima berita dari sahabat terdekat. "Khabar" dari sahabat juga dicari dan diburu orang. Dalam sejarah hadits dan ilmu mustalah/dirayah hadis tergambar jelas bagaimana hadis dalam pemberitaan. Walaupun kehidupan dan perkembangan pemberitaan/infonmasi dan komunikasi belum seperti sekarang, tetapi kehidupan dan perkembangan informasi kala itu cukup hidup dan berkembang. Sebutan-sebutan "diberitakan kepadaku, kudengar dari si Anu dan seterusnya dari si Anu, dan sebagainya" merupakan pengetahuan tersendiri tentang pemberitaan dalam lslam. 

Kehidupan Rasulullah sebagai pribadi/manusia biasa, Rasul, panglima perang, diplomat ulung, pemimpin umat, dan sebagainya menjadi berita hangat. Demikian pula sewaktu beliau sakit hingga wafat banyak menjadi berita hangat dan besar. Demikian pula berita pengangkatan Abu bakar sebagail Khalifah, berita orang-orang yang menamakan diri sebagai "Nabi", berita pembangkangan membayar zakat, berita pemurtadan dan lain-lainnya sangat menjadi berlta waktu itu. 

Kalau kita hendak membenarkan bahwa hadist-hadistpun dimasa Rasulullah boleh dituliskan (dicatat), maka jelas merupakan berita-berlta (hadits-hadits) itu banyak dicari dan didapatkan orang. Paling banyak mendapatkannya adalah Abu Hurairah, menyusul Umar dan lain-lainnya. 

Di masa slbuk-sibuknya pengumpulan/pembukuan Al-Qur’an sangat besar peranan pemberitaan/informasi, untuk kelancaran tugas dan menjaga kemurnian wahyu dari kemungkinan tercampur hadis-hadis Rasulullah. Demikian pula di masa pengumpulan hadits-hadits Rasulullah, demikian hidup dan berkembangnya peranan pemberitaan/lnformasi, sehingga dituntut ketelitlan yang sangat tinggi, etika pemberitaan, persyaratan pencari, pemburu dan pengumpul hadits, seperti ketakwaan yang tinggi, kejujuran yang penuh, dapat dipercaya, sangat teliti, tajam daya hapal/daya ingatan, dan lain-lainnya.

Seorang pencari/pemburu berita tentang hadits setelah susah payah dan lama baru dapat menemukan seseorang yang katanya mendengar satu hadits adalah seorang dusun dan penggembala. Dia didapatkan tengah berusaha menangkap gembalaannya yang lepas karena liar, dengan bujukan segenggam rumput. Setelah binatang itu mendekat, bukan rumput itu yang diberlkan tetapi tali pengikat ke lehernya. Seketika pencari berita daripadanya itu pulang, tidak jadi mendapatkan berita dari penggembala dusun itu, karena diketahui sebagai pembohong dan penipudaya terhadap binatang gembalaannya itu. Kalau kepada binatang telah berbohong dan berbuat tipu-daya demikian, mungkin sekali terhadap orang lain? Besar dugaan berita yang datang dari penggembala dusun itu tidak benar/palsu, tidak informatif dan tidak akurat. 

Demikian gambaran kepribadan yang dituntut oleh lslam bagi seorang juru warta, sumber berita, atau juru riwayat hadits Rasulullah, dan demikian gambaran arus dan jaringan berita/lnformasi, yang dltuntut adanya semacam etika (kode etilk) atau kepribadian juru warta berita dan jaringan informasi dan komunikasi, apalagi yang menyangkut hadis yang perlu dikumpulkan, diseleksi dan dipisahkan yang benar dan yang palsu, yang kuat dan yang lemah, yang akurat dan yang bertentangan satu sama lain, dan sebagainya. 

Kiranya makin jelas bahwa kehidupan, peranan dan fungsi "pers" telah ada di masa Rasulullah dan para sahabat, yang sangat penting menjadi dasar dan pengetahuan tentang "pers dalam Islam", bahkan "pers dalam lslam” memberikan dasar dan motivasi terhadap dunia pers umumnya, yang menuntut adanya pers yang sehat, jujur, benar, bebas/demokratis, dan bertanggung jawab dunia dan akhirat, yakni yang menjalankan fungsi dan peranan sebaik-baiknya, yang berlandaskan pada etika pers jurnalistik berasaskan agama dan moral yang suci dan luhur, penuh limpahan petunjuk dan ridha Allah SWT. Semoga Wartawan atau jurnalistik kita sesuai dengan Sunnah seperti penulisan Hadist, semoga bermanfaat.. Baca juga ini Siaran Televisi kurang mendidik

Wajibnya Mengetahui Sifat-Sifat Alloh

 Wajib

Diwajibkan bagi setiap muslim mukallaf (yang telah dewasa) laki-laki maupun perempuan, baik dari golongan awam, para hamba, dan pelayan (pembantu) agar ia mengetahui sifat-sifat yang wajib, mustahil dan yang jaiz bagi Allah SWT. Sebagaimana difirmankan: 

فاعلم انه لا اله الا الله
"Maka ketahuilah, bahwasanya tiada Tuhan selain Allah."
Pengetahuan ialah suatu penemuan yang mantap dan bersih serta tidak diikuti oleh kebimbangan yang hal ini, sesuai dengan kenyataan (dalil). Menurut syariat agama orang, tersebut dikenai kewajiban individu (wajib ain) untuk mengenal akidah beserta dalilnya secara global. Adapun mendalami akidah beserta dalilnya secara terperinci hukumnya adalah fardlu kifayah bagi mereka. Dengan demikian, setiap daerah yang sulit dijangkau (pedalaman) dan penghuninyapun sulit untuk mendatangi daerah lain, maka hendaknya di sana ada seorang yang mendalami akidah beserta dalil-dalilnya secara rinci ulama, kiyai). Karena kadang-kadang di sana terdapat kesamaran kesalah pahaman, Maka orang tersebut akan segera menolaknya/mernbetulkannya.

Yang dirnaksud dengan dalil global ialah dalil yang membutuhkan penafsiran dan pembuktian dari sifat keglobalannya. Apabila anda ditanya : Apakah dalil yang membuktikan bahwa'Allah SWT.  itu ada(wujud) ? Lalu anda menjawab: Alam ini. Akan tetapi anda tidak mengerti dari segi mana membuktikannya. Apakah yang menunjukkan itu sifat barunya alam atau anda mengerti namun tidak mampu menjelaskan dalilnya. Oleh karenanya, dalil anda (yaitu alam) adalah merupakan dalil global.

Pengertian seorang mukallaf (dewasa) akan aqidah beserta dalilnya sama saja dengan memahami makna akidah dengan terbukanya tabir (penutup) hati. Ketahuilah, bahwasanya merupakan satu keharusan (menurut syariat) atas setiap orang mukallaf untuk rnengetahui semua sifat yang wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah. Maka segala sesualu yang bersumber dan dalil aqli atau naqli secara global, seperti; Allah wajib mempunyai sifat sempurna dan bersih dari segala sifat kekurangan, wajib diketahui dalilnya secara global. Untuk itu, wajib bagi kita meyakini bahwasanya Allah mempunyai sifat sempurna yang tiada terhingga apabila di pandang dari segi bilangan. Allah SWT. berfirman :

وَلا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا
وَلا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا .....
وَلا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا
"Dan ilmu mereka tidak bisa mcliputi ilmu Allah." (Thaha : 110)

Sedangkan sesuatu yang berasal dan dalil aqli maupun naqli secara terperinci, maka wajib diketahui dalilnya secara terperinci, seperti; sifat-sifat Allah yang dua puluh berikut lawanlawannya (kebalikannya). yang akan dapat anda baca pada artikel berikutnya,

Kemerdekaan RI merupakan Rahmat Alloh

Kemerdekaan yang diraih oleh bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus I945 bukanlah belas kasihan dari saudara tua Jepang, tetapi betul-betul berkat perjuangan gigih bangsa Indonesia yang dimotori oleh para Ulama dan tokoh-tokoh muslim. Terbukti para pahlawan kemerdekaan, sebagian besar adalah para ulama dan tokoh-tokoh muslim, seperti Panglima Polem, Tengku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Din, Imam Bonjol, Hail Miskin, Pangeran Antasari, Pengeran Diponegoro, Sentot Alibasyah, Kiyai Mojo, Sultan Hasanudin, Sultan Alaudin, Penghulu Zainal Hasan Mustafa, Oto Iskandar Dinata, Moh. Toha, Raden Dewi Sartika. R.A. Kartini, Jenderal Sudirman, H. Agus Salim, Kasman Singodimejo, Moh. Rum, DR. Wahidin Sudirohusodo, H.O.S. Cokroaminoto, Kiyai Samanhudi, Moh. Natsir, K.H Hasyim As'ary, K. Abbas, Kiyai Jatira dll.

Hal ini terjadi karena pada dasarnya Islam tidak membenarkan adanya bentuk penjajahan manusia alasmanusia lainnya. Karena penjajah banyak tahu tentang ajaran Islam yang satu ini, yaitu Islam anti penjajahan, mereka terus mengawasi dan membatasi gerak umat Islam, bahkan kegialan umat Islam sepertinya banyak yang diisolir.

Misalnya umat Islam yang akan menunaikan ibadah haji dibatasi, bahkan seperti dipersulit karena mereka takut, bila umat Islam pergi haji, akan berhubungan dengan umat Islam lainnya dari berbagai negara, yang tentu saja akan banyak memberi saran dan pendapat, agar negara kita merdeka melepaskan diri dari penjajah yang kafir, sehingga bila mereka kembali ke tanah air akan menyusun kekuatan untuk memberontak kepada penjajah.

Demikian pula di bidang Pendidikan misalnya, dibuatlah fatwa bahwa bila belajar ilmu pengetahuan umum hukumnya kafir, oleh karena itu Islam cukup belajar di pesantren saja, tidak perlu sekolah, lokasinyapun di pegunungan yang terisolir dari keramaian kota. Dibuat pula hadits palsu yang berbunyi "bila meniru atau menyerupai orang kafir, maka termasuk golongan mereka"  bila umat Islam sekolah harus memakai celana panjang (pantalon) dan kemeja dan itu menyerupai pakaian penjajah, tetapi bila belajar di pesantren, cukup memakai kain sarung dan peci, jadi tidak meniru pakaian penjajah dan tidak termasuk golongan mereka. Mereka takulbila umat Islam sekolah akan menjadi pandai, dan bila sudahpandai akan menyusun kekuatan untuk memberontak kepada penjajah. Perkiraan penjajah tersebut menjadi kenyataan, misalnya para haji ketika di tanah suci, bukan hanya menunaikan ibadah haji, telapi juga menimba berbagai disiplinilmu pengetahuan dan ketika kembali dari tanah suci ke tanah air, mereka mendirikan pesantren dan mendidik para santrinya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan lebih penting lagi adalah menanamkan keyakinan bahwa Islam adalah anti penjajahan, sehingga jangan heran bila pemberontakan melawan penjajah, banyak di gerakan dari pesantren.

Demikian juga banyak umat Islam yang secara sembunyi-sembunyi belajar keluar negeri, dengan menyamar sebagai pedagang misalnya, setelah kembali ke tanah air mereka menyusun kekuatan untuk memberontak kepada penjajah. Oleh karena itu jelas bahwa kemerdekaan negeri ini diraih berkat kegigihan bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, yang dimotori oleh para kiai. Perjuangan gigih umat Islam ini menjiwai pembukaan Undang-Undang Dasar iahun 1945, yang secara utuh diambildari Piagam Jakarta, yang menyatakan bahwa "Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia..."  Hal ini menggambarkan bahwa perjuangan gigih bangsa Indonesia, tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya pertolongan dan kehendak dari Allah SWT. 

Bagaimanapun gigihnya bangsa Indonesia berjuang dengan senjata supra modernpun, tanpa pertolongan dan kehendak dari Allah SWT, belum tentu saat ini bangsa Indonesia menikmati kemerdekaan negaranya. Namun walaupun hanya berjuang dengan bambu runcing, berkat pertolongan dan kehendak dari Allah SWT, bangsa Indonesia dapat memperoleh kemerdekaannya. Oleh karena itu jelas bahwa Kemerdekaan Indonesia adalah merupakan rahmai Illahi. Walaupun Piagam Jakarta sudah lama terkubur, namun jiwanya tetap membara pada seluruh dada umat Islam dan umat Islam tidak perlu takut atau ragu-ragu untuk menghidupkan kembali Piagam Jakarta ini, karena pada dasarnya Piagam Jakarta menghendaki agar umat Islam mampu mengamalkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari, sebagaiman tercantum dalam kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya.” Berarti kemerdekaan itu juga termasuk kebebasan dalam menjalankan syariat agama menurut keyakinan masing-masing.

Sebenarnya DPR sudah cukup tanggap dalam menyantuni kepentingan umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk di negeri ini. Misalnya dengan disyahkannya Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Naslonal pada tanggal 11 Juni 2003 yang lalu, yang menyatakan bahwa “ setiap siswa berhak memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh guru yang seagama," Hal itu sudah sejala ndengan jiwa pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 darisetiap Undang-Undang hasil produk DPFI tidak boleh bertentangan dengan jiwa Undang-Undang Dasar 1945. Juga sejalan dengan ajaran Islam yang sangat melarang pemurtadan umatnya, antara lain misalnya siswa yang beragama Islam diberikan pendidikan agama non Islam.

Bila ada pihak yang menolak disyahkannya Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Naslonal tersebut dan memaksakan siswa yang beragama Islam diberikan pendidikan non Islam, selain bertentangan dengan jiwa Undang-Undang Dasar 1945, juga bertentangan dengan Hak Azasi Manusia, karena itu merupakan pemaksaan. Pemaksaan adalah penjajahan dalam benluk lain. Maka sebenarnya yang bersangkutan harus berhadapan dengan Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnasham).

Apalagi bila ada sekelompok umat Islam yang ikut-ikutan menolak disyahkannya Sistem Pendidikan Naslonal tersebut, berarti dia tidak memahami ajaran agamanya secara utuh danyang bersangkutan harus belajar kembali lebih banyak tentang bagaimana ajaran Islam yang sebenarnya. Dan bagi mereka kita berdo’a, mudah-mudahan segera mendapat hidayah dan tauflk dari Allah SWT, Amiin

Terima kasih anda sudah membaca Kemerdekaan RI merupakan Rahmat Alloh jangan lupa baca juga yang lainnya.. Fundamentalisme, Sejarah Masuknya Islam di Indonesia

Oleh : Momon Herdiyanto

Ruang lingkup pembahasan Tarikh Tasyri'

Melanjutkan dari Artikel sebelumnya yang berjudul Apa itu Ilmu Tarikh Tasyri' | Sejarah Hukum Islam Secara garis besar sumber tasyri’ Islam dapat dibagi atas dua, yaitu tasyri' yang bersumber dari Allah SWT dan tasyri' yang bersumber dari manusia. Pertama: tasyri' yang bersumber dari Allah SWT. ialah berupa ayat-ayat Al-Qur’an, dan berupa ilham kepada Rasul-Nya, dan ini disebut : Tasyri’ Ilahi Mahdi. 

Tasyri’ yang bersumber dari manusia ialah perundang-undangan atau hukum yang disusun oleh para Ulama Mujtahidin, dengan istimbath dari nash-nash syara', dan semangatnya, rasionya, serta petunjuk-petunjuknya. Yang kedua ini bila ditinjau dari segi sumber pengambilannya, dapat disebut tasyri’ Ilahi, tetapi bila ditinjau dari segi ijtlhadnya para Ulama serta usaha penggalian dan pengembangannya, maka disebut Tasyri'Wadh’i

Prinsip-prinsip Tasyri' Islam
Prinsip Tauhid, ialah suatu prinsip yang menghimpun seluruh manusia menuju Tuhan Allah Yang Maha Esa. (lihat QS Ali Imran 64).
Prinsip berkomunikasi langsung dengan Tuhan, yakhi suatu prinsipbahwa masing-masing hamba dapat langsung berkomunikasi denganAllah SWT. (lihat Surat Al-Mu'min: 60, Al-Baqarah: 186)
Prinsip menghargai fungsi akal.Seseorang Islam mukallaf (dibebani hukum) tiada lain karena ia memiliki akal sehat. Dalam AI-Qur’an banyak sekali ayat yang menyerukan agar manusia menggunakan akal. Misalnya dalam surat Al- Baqarah : 44 dan 76,  Yusuf : 2,  Yasin: 62.
Prinsip mengenai aqidah dan akhlaq mahmudah, yakni suatu prinsipyang dapat mensucikan jiwa dan meluruskan kepribadian seseorang. (lihat surat Al-Furqan: 63).
Prinsip menjadikan segala kewajiban untuk kebaikan jiwa dan kesuciannya, yakni bukan untuk menghancurkan badan dan melatihkannya. (lihat surat Al-Maidah : 6,  At-Taubat : 103).
Prinsip memperhatikan kepentingan agama dan dunia, yakni hukumdalam Islam ini scnantiasa berprinsip demi kcmaslahatan agama dandunia. (lihat surat Al-Qashash: 77).
Prinsip persamaan dan keadilan, yakni hukum Islam ini senantia sama memperlakukan manusia semuanya sama dihadapan Allah SW'I'. dihadapan hukum dan dihadapan pemerintah, tak ada diskriminasi karena perbedaan suku bangsa atau bangsa, bahasa, jenis kelamin, agama, adat istiadat dan lain-lain. (baca surat Al-Hujurat: 13).
Prinsip amar makruf nahi munkar. Di sini menunjukkan bahwa seorang pemimpin atau penentu hukum agar senantiasa terbuka menerima kritik yang konstruktif.
Prinsip musyawarah, dengan prinsip musyawarah ini para pemimpin penentu hukum dapat mencapai kesepakatan mengenai hukum suatu masalah, sehingga mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat. (baca surat As Syura: 38).
Prinsip toleransi atau tasamuh, yakni suatu prinsip yang mendasar-kan agar kita hidup rukun dan damai dengan segala bangsa dan agama. Dalarn pada itu tasamuh yang dikehendaki Islam hanyalah yang tidak menimbulkan golongan lain merugikan agama kita. (baca surat Al-Mumtahanah: 8).
Prinsip kemerdekaan, yakni bahwa setiap pribadi diberi kebebasan, yakni bahwa setiap pribadi diberi kebebasan bertindak, baik mengenai keyakinan/kepercayaan, kehendak/pikiran, sepanjang tidak bertentangan dengan kemaslahatan umum. (baca surat Al-Baqarah :256,  Al-Kahfi : 29).
Prinsip hidup gotong royong, dengan prinsip gotong royong ini Islam mewajibkan orang kaya untuk mengeluarkan zakat. Islam mengharuskan Baitul Mal untuk memberikan bantuan keuangan kepada siapa saja warga masyarakat yang sudah tidak mampu bekerja tanpa memandang agama dan kepercayaannya.
 Lingkup Pembahasan Sejarah Hukum Islam
Perkembangan Tasyri' Islam 'Menurut Abdul Wahab Khalaf, bahwa perkembangan tasyri’ Islam ini dapat dibagi atas empat periode sebagai berikut:
Periode Rasulullah saw. yaitu periode insya' dan takwin (penum-buhan dan pembentukan) yang berlangsung selama 22 tahun lebih beberapa bulan, terhitung sejak kebangkitan Rasulullah saw. tahun 610 M sampai dengan kewafatan beliau tahun 632 M.
Periode Shahabat, yaitu periode tafsir dan takmil (penjelasan danpenyempurnaan) yang berlangsung selama 90 tahun, terhitung sejak kewafatan Rasulullah saw. pada tahun 11 H sampai akhir abad pertama hijriyah (632—720 M).
Periode Tadwin (kodifikasi/pembukuan) dan munculnya para Imam Mujtahid dan zaman perkembangan serta kedewasaan hukum, yang berlangsung selama 250 tahun, terhitung mulai tahun 100 H sampai tahun 350 H (720—961 M).
Periods Taqlid, yaitu periode kebekuan dan statis yang berlangsung sejak pertengahan abad ke empat hijriyah (351 H) sampai masa yang Allah sendiri yang mengetahui berakhirnya periode ini.
Demikian mengenai Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Tarikh Tasyri’ Uraian secara garis besar mengenai sumber, prinsip dan perkem-bangan Tasyri’ Islam. semoga bermanfaat jagan lupa baca juga yang lainnya, Sejarah Masuknya Isalm di Indonesia.

Apa itu Ilmu Tarikh Tasyri' | Sejarah Hukum Islam

Memahami sebuah agama sangatlah penting bagi kita untuk menjadikan dasar landasan kita dalam beragama, khususnya bagi ummat Islam, hal yang tidak bisa ditepis yakni saat ini banyak pertengkaran lantaran sebuah perbedaan dan sudut pandang masing-masing yang menjadikan perpecahan ummat Islam itu sendiri, mungkin saja karena kedangkalan pemahaman serta sadut pandang yang berbeda, pada kali inji saya mencoba sedikitnya menulis tentang sejarah terjadinya Hukum Islam, sebuah pembahasan panjang yang sangat memerlukan konsentrasi bagi para pembaca yang budiman, sebab persoalan Hukum sangatlah prinship bagi kita dalam menjalankan syariat agama.
Sejarah Hukum Islam
Pengertian Tarikh dari segi bahasa, tarikh berasal dari bahasa Arab yang berarti bukutahunan, perhitungan tahun, buku riwayat, sejarah. Menurut Istilah, tarikh berarti pembahasan tentang segala aktifitas manusia yang berkaitan dengan peristiwa tertentu pada masa lalu yang disusun secara sistematis dan kronologis. 

Pengertian Tasyri' dari segi bahasa, tasyri' berarti pembuatan Undang-undang atau peraturan. Sedangkan pengertian tasyri' menurut istilah sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Wahab Khalaf "Tasyri' menurut istilah syara' ialah pembentukan‘ undang-undang untuk mengetahui hukum-hukum bagi perbuatan orang mukallaf, dan hal-hal yang terjadi tentang berbagai keputusan dan peristiwa di kalangan mereka".

Dengan demikian yang dimaksud dengan Tarikh Tasyri' ialah Pembahasan tentang segala aktifitas manusia dalam hal pembentukan perundang-undangan untuk mengatur perbuatan orang mukallaf dan hal-hal yang terjadi tentang berbagai keputusan di kalangan mereka pada masa lalu yang disusun secara sistematis dan kronologis.

Pengertian Tarikh Tasyri' Islam.Tasyri' Islam ialah pembentukan perundang-undangan dalam Islam atau pembentukan perundang-undangan atas dasar Islam. Tarikh Tasyri' Islam berarti  Pembahasan tentang gegala aklifitas manusia dalam hal pembentukan perundang-undangan dalam Islam pada masa lalu yang disusun secara sistematis dan kronologis. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tarikh tasyri’ Islam ialah sejarah pembentukan perundang-undangan dalam Islam yang tersusun secara sistemalis dan kronologis.

Tujuan Mempelajari llmu Tarikh Tasyri’

Sebagaimana telah dijelaskan oleh para sarjana Islam, bahwa dalam kata "Islam" telah terkandung pengertian yaitu Din, Daulah, Siasah, Syari'ah, Aqidah, dan Akhlaq. Tegasnya di dalamnya telah tersimpul pembentukan masyarakat Islam, Dengan demikian jelas bahwa setiap masyarakat memerlukan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Karena itu adanya Tasyri' merupakan suatu kebutuhan sosial bagi umat Islam. Kita perlu mengetahui dan menyadari bahwa pengangkatan Muhammad SAW. sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT. adalah untuk membawa agama universal bagi dunia seluruhnya, yakni agama Islam. Sekaligus mengandung pengertian bahwa Muhammad saw. sebagai pimpinan masyarakat Islam, kepala negara Islam (Raisud Daulatil Islamiyah). Untuk itu bersamaan pengangkatan Muhammad saw. sebagai Rasul, Allah SWT. memberikan kepada beliau undang-undang dasar negara yang lengkap dan menyeluruh, yang disampaikan melalui malaikat Jibril seeara berangsur-angsur dalam masa 23 tahun, yaitu Al-Qur’anul Karim yang menjadi sumber hukum bagi perundang-undangan Islam (Tasyri' Islam). 

Dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mempelajari tarikh tasyri' adalah amat perlu bagi kita sebagai warga masyarakat Islam. 

Kegunaan mempelajari ilmu tarikh tasyri“ ini amat besar, yakni dengan mempelajari ilmu ini manusia dapat memahami bagaimana proses pembentukan hukum yang dilakukan oleh tokoh-tokoh terdahulu hingga sekarang, dengan berbagai persyaratan yang diperlukannya, seperti mengenai sumber-sumber, asas-asas, prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembentukan hukum pada masing-masing periode yang senantiasa mengalami perkembangan. 

Tujuan mempelajari Tarikh Tasyri’ berarti untuk mengetahui bagaimana cara pembentukan hukum dan mengetahui syarat-syarat serta alat-alaT yang diperlukannya dalam pembentukan hukum atau perundang-undangan dalam Islam dan perkembangannya pada setiap periode pembentukan hukum dalam Islam. mengenai Ruang lingkup pembahasan Tarikh Tasyri' bisa anda baca selanjutnya disini.

Mengenai beberapa hal yang perlu anda garis bawahi adalah bagaimana bisa anda menentukan sebuah Hukum dalam sebuah tatanan syariat seperti contohnya pentingnya belajar kitab kuning, dan yang lainnya apabila anda sendiri belum mengetahui asal terjadinya hukum Islam itu sendiri, saat sangat banyak sebuah perbedaan yang diperdebatkan sesama Muslim dalam memandang hukum itu sendiri, artikel ini sekiranya dapat memberikan sebuah wawasan bagi anda untuk mengetahui bagaimanakah hukum dalam islam itu dan sejarah terjadinya Hukum Islam, Sekian artikel mengenai Apa itu Ilmu Tarikh Tasyri' | Sejarah Hukum Islam Baca juga ini sejarah Masuknya Islam di Indonesia.