Beranda Bisnis Online Syair Imam Syafii Cerpen Blogger Cirebon Youtube

Mengapa Banyak Orang Barat Masuk Islam?

Mesklpun telah menjadi kenyataan, tetap banyak pertanyaan mengapa banyak orang Barat masuk Islam? Banyak juga jawaban untuk itu,yang datang dari mereka yang masuk lslam tadi. Sebanyak pertanyaan itu sendiri. Dan dari jawaban itu tidak sedikit yang cukup mengejutkan karena padanya tampak ketajaman pikir dan analisa. Hal ini wajar saja sebab mereka tidak hanya sekedar "masuk" Islam, apalagi terbawa arus,karena ikut-ikutan, tetapi setelah dengan seksama mempelajari, membandingkan dan kemudian masuk Islam secara benar dan tepat. Muhammad Aman Hobohm umpamanya, seorang Diplomat, Missionary dan tokoh masyarakat Jerman, memberikan jawaban atas pertanyaan tadi. Tidak hanya sekedarnya, jawaban ringan, tetapi benar-benar keluar dari kedalaman fikir seorang terpelajar setelah dengan seksama belajar dan masuk lslam.

Sorotan pertama-tama dihadapkan kepada akidah Tauhid (monotheisme); Mengapa Tuhan hanya Satu? Yang begitu berbeda (nyata benar bedanya ) bila dibandingkan dengan agama manapun di atas dunia ini. Mengapa tauhidullah ini yang pertama-tama Rasulullah SAW tanamkan kepada umatnya dan kemudian ditanamkan pula kepada setiap insan Muslim bahwa Allah adalah ESA, betul-betul MAHA ESA? Dan jawabnya adalah : 
"Perhatikan bagaimana akidah ini menimbulkan rasa harga diri pada manusia,. membebaskan jiwa dari belenggu khurafat dan tahayul dan secara alamiyah membimbing umat manusia kepada persamaan, karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Satu dan hanya mengabdi beribadah kepadaNYA saja. Bagi orang Jerman khususnya, beriman kepada Tuhan itu merupakan sumber/ilham, sumber keberanlan dan sumber keamanan/ketenangan". 
Apakah begitu juga andaikatakita ditanya tentang hal yang sama ? Seharusnya memang begitu. Artinya betul-betul rasa harga diri manusia diangkat ke permukaan sedemikian tingginya. Ketinggian derajat ini seharusnya dirasakan pula oleh orang yang beriman kepada Allah. Betapa DlA SWT telah menempatkan kita menjadi hambaNYA saja tidak usah, tidak perlu dan tidak mungkin menghambakan diri kepada yang lain selain dari DIA SWT. Dengan demikian, belenggu tahayul, khurafat tidak lagi menghantui umat Islam dan tidak akan menyesatkannya. Mereka lepas dari bencana yang selama ini telah menyesatkan manusia yaitu ketakutan atas bayangan yang dibuatnya sendiri karena anutan yang salah. Ketakutan kepada yang bukan-bukan, keengganan menuruti akal sehat dalam hal penyembahan dan ibadah, dengan iman kepada Allah semata diluruskan selurus-lurusnya. Karena memang itu jalan yang benar yang harus manusia ikuti.Pantas kalau Allah SWT sendiri menyatakan dengan pasti : 
"Dan inilah jalanKU yang lurus, lkutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan itu mencerat-beraikan kamu dari jalanNYA. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa". (Surat Al An’am :153). 
Umat lslam diperintah untuk hanya mengikuti jalan yang telah Allah bentangkan untuk manusia. Memang banyak jalan-jalan yang lain, tetapi seluruhnya hanya akan menyesatkan, mencerai-beraikan manusia dari jalan Allah. Lebih tegasnya "jangan-lah kamu mengikuti agama-agama dan kepercayaan yang lain dari Islam" demikian Al Qur-an dan terjemahnya Dep. Agama. Ini keharusan mutlak bagi umat, sebab lepas, berbelok sedikit saja dari jalan Allah akan berakibat fatal, laju dan terjeremus kepada kemusyrikan. Hasil penelaahan Hobohm juga sampai kepada titik yang teramat sensitip bagi manusia hampir dalam tiap zaman dan generasi, yaitu upaya mempersamakan manusia tanpa harus ada perbedaan dan apalagi semacam apartheid yang dianut oleh sementara negara. 

Perbedaan warna kulit dengan segala perlakuan yang anehnya sampai abad kedua puluh ini masih juga dianut dan diperlihatkan orang. Padahal jelas, akidah tauhid mau tidak mau akan membawa manusia kearah persamaan sejati. Apayang harus berbeda ? ”Apanya” yangpatut manusia tonjolkan sehingga ia harus berbeda dengan orang lain. Padahal ketergantungan tiap orang kepada orang lainnya dalam ukuran terbatas atau secara lebih luas tetap ada. Ketergantungan yang nampaknya telah disepelekan selama lni,bahkan dianggap bukan apa-apa. Padahal tanpa uluran tangan, tanpa adanya di tengah-tengah manusia akan menyebabkan banyak terjadi kepincangan. Persamaan sudah menjadi doktrin utama sejak Islam lahir, sejak awalnya lslam sudah terbuka bagi golongan tertindas budak-budak belian. Mereka kelak yang menjadi tulang punggung dari setiap gerakan Islam dan mereka mendapat perlakuan sama, apalagi karena biasanya mereka menjadi seorang merdeka setelah memeluk agama lslam.

Persamaan dimulai dalam perintah beribadah hanya kepada Allah. Yang artinya lebih dalam, mereka sama-sama sebagai hamba Allah yang memiliki kewajiban untuk beribadah kepadaNYA, mempunyai hak dan peluang yang sama di sisi Allah. Asal dan tergantung dari nilai ketaqwaan yang diperlihatkan dalam hidup kesehariannya. Rasulullah SAW sendiri mengatakan bahwa tidak berlebih seorang Arab dan seorang bukan Arab selain karena taqwanya. Dan bahkan beliau mengharuskan umat untuk tunduk dan patuh kepada seorang pemimpin walaupun sang pemimpin tadi rambutnya keriting seperti anggur kering, artinya seorang pendatang yang datang dari Afrika sana yang kebetulan menjadi pimpinan umatlslam. Tiada perbedaan! Dan tegaklah persamaan di dunia Islam di manapun adanya. Bukan hanya untuk orang Jerman saja, tapi untuk seluruh umat, beriman kepada Allah merupakan sumber ilham, sumber keberanian dan sumber keamanan/ketenangan diperoleh.

Umat Islam di manapun akan sama saja, bila kadar keimanannya kuat dan tangguh, keimanan kepada Allah akan menjadi sumber kekuatan dirinya pula. Perjuangannya tidakakan setengah-setengah. Di dalam kekhusyuan dalam ibadah ia akan mampu melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Menjadi hamba Allah yang baik sekaligus juga menjadi orang yang baik bagi sesamanya, bagi negara dan tanah airnya. Sifat mereka Allah gambarkan dengan jelas pada Al Qur’an surah Al-Anfal ayat 2 s/d 4 : 
"Seaungguhnya orang-orang yang sempurna imannya ltu tidak lain kecuali mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka, dan apablla dibacakan kepada mereka ayat-ayatNYA bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (yaltu) orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka, itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia".
Di samping mereka takut hanya kepada Allah dalam arti yang khas ternyata mereka begitu taat kepada ayat-ayat, perintah Allah serta mereka senantiasa bertawakkal kepada Allah. Mereka hanya menunjukkan ketergantungan mereka kepada Allah saja. Ini nampak dalam upacara ritual shalat dan menghubungkan diri kepasa sesama dalam hal rela memberi, mengeluarkan rizki yang disadarinya diterima dari Allah.Sangat pantas jika Allah memberikan perolehan yang lain dari yang lain berupa ketinggian derajat disisiNYA, di samping kenikmatan lain. 

Orang Barat Eropa Masuk Islam
--------><<---------

Mr. R.I. Mellema, anthopolog, penulis dan guru. orang Belanda yang masuk islam di Pakistan, sehubungan dengan keimanan kepada Allah menyebutkan : "Percaya (iman) kepada adanya satu Tuhan yang berkuasa mutlak itu adalah hal yang bisa diterima oleh semua fikiran yang kreatif logis. dan bahwa Allah SWT yang dibutuhkan oleh semua mahluk itu tidak melahirkan anak dan tidak dilahirkan sebagai anak. dan tidak ada yang menyerupaiNYA, Diayang bersifat Maha Sempurna dalam kebijaksanaan, kekuatan dan kebaikan, kebaikan rahmatNYA tidak terbatas" Beliau menunjuk satu surah dalam al-Qur’an, surah Al-Ikhlash, tidak disangsikan lagi lewat kata-katanya itu. Seperti kita juga percaya bahwa surat yang isinya menunjukkan ke-Esaan Allah serta sifat-sifatNya yang ditunjukkan itu betul-betul logis. Apalagi bagi seorang terpelajar, yang berfikir kreatif.

Mengapa tidak sebab gambaran yang benar Allah nyatakan tentang siapa DIA yang sebenarnya. Kalau orang rajin mempelajari atau sekedar melihat tentang perkembangan agama-agama besar beserta penjelasan tentang yang mereka sembah/ibadahi, maka penjelasan Allah dalam Al Qur’an merupakan penjelasan yang lengkap. Empat ayat dalam surah Al-lkhlash memberikan penjelasan lengkap tentang siapa DIA yang wajib dlibadahi itu : 
"Katakanlah : "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa". Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-NYA segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia".
Kalau tiada sesuatupun yang setara, maka jelas Dia adalah Tuhan yang berkuasa mutlak. Demikian juga sifatnya yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan menunjukkan ke Maha Sempurnaan. Lalu kalau sudah sempurna dalam sifat, maka jelas Maha Sempurna pula dalam kebijaksanaan, kekuatan dan kebaikan, sehingga merupakan hal yang wajar kalau rahmat-NYA tidak terbatas! ".... .. dan rahmatKU meliputi segala sesuatu .... ..!" Demi-kian firmanNYA pada surah Al A’rafayat 156.

Adalah keharusan akhirnya jika mahluk siapapun, di manapun dan kapanpun menyerahkan diri kepada Allah sebab kepadanya segala sesuatu bergantung. Harapan digantungkan kepada rahmat Allah, dambaan digantungkan kepada kasih sayangNYA begitu pula cita-cita yang digantungkan tinggi di bintang gemerlap itu hakekatnya hanya menunggu kasih sayangNYA. Memang perlu usaha, ikhtiar, kerja dan amal,hal ini merupakan sarana agar rahmat Allah ditetapkan menjadi bagian kita : 
"Maha akan kutetapkan rahmat-KU untuk orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami !" (Al A’raf ayat 156).
Seperti ternyata lewat ayat diatas Allah menjelaskan bahwa rahmat dan ketetapannya tergantung kepada kadar ketaqwaan kita kepadaNYA melaksanakan perintah berupa menunaikan zakat dan iman yang benar-benar kepada ayat-ayat Allah. 

Demikian Kiranya Mengapa Banyak Orang Barat Masuk Islam? mereka menggunakan sebuah pemikiran dalam mengkaji sebuah kebenaran, seperti dua Tokoh barat diatas, mereka memfilsafati ayat-ayat Ql-Qur'an yang mereka baca, mereka menemukan kerangka yang logis dalam mempelajari Islam tersebut, yakni mengenai KeEsaan Tuhan itu sendiri, seperti yang penulis paparkan dalam beberapa Ayat Al-Qur'an tersebut diatas, sekarang kembali kepada diri kita, sejauh mana kita mengkaji agama islam itu sendiri, atau masihkah ada pemikiran yang ekstrim dalam diri kita ini, contoh kecilnya mengkafirkan, atau membid'ahkan sesama muslim padahal Bid'ah adalah kalimat sensitif. mari kita renungkan tentang iman kita, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih sudah berkunjung di blog Rojay Creative.. Silahkan Tinggalkan Komentar..